Dili (ANTARA News) - Pertempuran bersenjata antara pasukan reguler angkatan bersenjata Timor Leste (FDTL) dan pasukan polisi nasional (PNTL) dengan tentara yang telah dipecat karena dianggap membangkang dan desersi sepanjang Kamis di Dili, ibukota Timor Leste, menyebabkan sekurangnya tujuh anggota PNTL tewas. Sementara itu, di tengah pergolakan yang terjadi itu dilaporkan pasukan asing dari Australia telah tiba di Dili guna membantu memadamkan kondisi yang membara di negara itu, demikian informasi yang berhasil dihimpun dari Dili, Kamis malam. Kondisi tersebut, saat dikonfirmasi ANTARA News kepada pejabat diplomatik di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Dili mendapatkan peneguhannya. "Pasukan Australia berkekuatan 150 personil telah datang dengan menggunakan pesawat udara. Di samping itu, di lepas pantai Dili juga hadir sebuah kapal perang milik Australia. Kehadiran mereka telah menimbulkan harapan bagi warga Dili agar situasi dapat segera dipulihkan," kata Sekretaris II Bidang Politik Penerangan dan Sosial Budaya (Polpensosbud) KBRI di Dili, Leroy Siagian, Kamis tengah malam waktu setempat. Ia juga menjelaskan bahwa pada Kamis siang, sekelompok anggota tentara menyerang markas besar PNTL yang mengakibatkan tujuh orang polisi tewas, dan 28 luka-luka, termasuk dua anggota polisi PBB (UNPOL). Akibat pertempuran yang terjadi, termasuk adanya aksi pembakaran di beberapa lokasi di Dili oleh sekelompok massa, rumah Deputy Operasi PNTL, Ismail Babo (orang kedua PNTL) hangus terbakar. Demikian pula rumah milik seorang keluarga dari Ismail Babo yang kebetulan tepat berada di sebelah rumah yang ditinggali oleh Senior Liaison Officer (SLO) Polri di KBRI Dili, Kombes (Pol) Minton Mariaty Simanjuntak. Leroy Siagian juga menjelaskan bahwa pada Rabu (24/5), Presiden Xanana Gusmao didampingi PM Alkatiri, Menlu Jose Ramos Horta dan Ketua Parlemen Lu-Olo memberikan briefing kepada korps diplomatik. "Karena situasi yang memburuk, telah diputuskan untuk mengundang pasukan internasional (polisi dengan dukungan militer terbatas) dari Australia, Portugal, Selandia Baru dan Malaysia, untuk membantu memulihkan situasi keamanan di Timor-Leste," katanya. Sedangkan laporan dari kantor berita transnasional, Kamis ini menyebutkan bahwa Mayor Alfredo Reinhado, pemimpin 600-an tentara yang melakukan pemberontakan menyatakan bahwa pihaknya menyambut baik datangnya pasukan asing. "Kami menyambut baik rencana kedatangan pasukan asing. Inilah satu-satunya solusi yang bisa dilakukan," kata Mayor Alfredo Reinhado, yang berasal dari bagian barat Timor Timur dan pasukannya terlibat pertempuran dengan tentara pemerintah dalam beberapa hari belakangan.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006