Jakarta (ANTARA) - Kedutaan Besar Kazakhstan di Indonesia menyampaikan bahwa pemilu mendatang di Kazakhstan akan menandai tonggak penting lain dalam pembangunan demokrasi di negara itu.
"Pemilu mendatang akan menandai tonggak penting lain dalam pembangunan demokrasi Kazakhstan," kata Konselor Kedubes Kazakhstan Kazbek Bokebayev dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat.
Pemilihan umum yang akan digelar di Kazakhstan pada 19 Maret 2023 akan menentukan para anggota majelis rendah parlemen (Mazhilis) dan badan perwakilan daerah (maslikhats).
Pemilu tersebut digelar 12 bulan setelah kerusuhan yang menewaskan 238 orang, termasuk 19 polisi dan tentara, yang terjadi pada Januari 2022 di negara itu.
Konselor Bokebayev mengatakan bahwa banyak pihak tidak yakin apakah Kazakhstan akan pulih setelah kerusuhan tersebut.
Namun, melalui inisiatif politik, sosial dan ekonomi yang cukup signifikan, negara itu berhasil mengatasi rintangan tersebut, kata dia.
"Selain menunjukkan ketahanan dan stabilitas kami, kami juga telah mengubah negara kami melalui inisiatif politik, sosial dan ekonomi yang cukup signifikan," lanjutnya.
Baca juga: Kazakhstan gelar pemilu setahun setelah kerusuhan maut
Menurut dia, pemilu tersebut tidak akan mengubah Kazakhstan secara cepat, namun akan memberikan kontribusi terhadap pembentukan Kazakhstan yang adil, masyarakat yang makmur dan sistem politik yang lebih hidup, dinamis dan kompetitif.
"Negara semacam ini akan menjadi mitra kerja sama yang lebih kuat dan lebih berkomitmen untuk komunitas internasional," ujarnya.
Sementara dunia juga terus menghadapi tantangan geopolitik dan ekonomi yang semakin besar, Bokebayev yakin Kazakstan yang stabil dan berkembang tidak hanya akan bermanfaat bagi masyarakatnya sendiri, tetapi juga bagi seluruh kawasan dan sekitarnya.
"Reformasi politik kami yang didukung oleh pemilu yang kompetitif adalah fondasi yang akan menjamin stabilitas kami dan terus membangun masa depan kami," kata Bokebayev.
Sebanyak tujuh partai politik dan kandidat di daerah pemilihan dengan satu wakil akan memperebutkan 98 kursi di Mazhilis dan 3.415 kursi di maslikhats.
Pemilu di Kazakhstan tahun ini juga akan diikuti oleh 800 pemantau internasional serta 250 jurnalis asing untuk memastikan keterbukaan dan transparansi selama kampanye pemilu dan hari pemungutan suara.
Baca juga: Kazakhstan, menjelang tonggak penting
Baca juga: Dua calon perempuan masuk bursa pilpres Kazakhstan 20 November 2022
Pewarta: Katriana
Editor: Yuni Arisandy Sinaga
Copyright © ANTARA 2023