Jakarta (ANTARA News) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Kamis malam, di kediamannya di Cikeas, Bogor, memanggil secara mendadak beberapa menteri dan pejabat tinggi untuk membahas situasi di Dili, ibukota Timor Leste, setelah terjadinya bentrokan antara tentara Timor Leste dan para prajurit yang dipecat. Pada rapat yang dimulai sekitar 20:00 WIB tersebut hadir Menko Polhukam Widodo AS, Menlu Hassan Wirajuda, Panglima TNI Marsekal Joko Suyanto, Kepala Badan Intelejen Ngara (BIN) Syamsir Siregar, serta Dubes RI untuk Timor Leste, Ahmad Bey Sofwan. Dijadualkan usai mengadakan rapat mendadak tersebut, Presiden akan memberikan penjelasan kepada para wartawaan. Namun sampai saat berita diturunkan belum diketahui jam berapa rapat tersebut akan berlangsung dan pada pukul berapa jumpa pers diadakan. Sebelumnya dilaporkan bahwa pada Kamis ini terjadi baku-tembak di Dili dan diikuti dengan aksi pembakaran serta penjarahan yang membuat para warga negara Indonesia di Timor Leste menyebar mengamankan diri ke berbagai tempat, termasuk ke KBRI Dili. Hingga Kamis sore, Pemerintah Indonesia tetap menyatakan tidak ada rencana untuk mengevakuasi personil KBRI beserta keluarga mereka keluar dari Timor Leste. Menurut Duta Besar RI untuk Timor Leste, Ahmed Bey Sofwan, kepada ANTARA News melalui layanan pesan singkat telpon seluler, hingga Kamis siang sudah sekitar 50 warga Indonesia yang mengamankan diri ke kompleks KBRI Dili. Namun menurut laporan yang diterima Bey dari pejabat Polri yang ditempatkan di KBRI maupun staf KBRI lainnya, banyak warga Indonesia lainnya yang mengungsi ke berbagai tempat, termasuk kompleks Santo Yosef di Dili. Keterangan yang didapat dari staf KBRI mengatakan tembak-menembak antara pasukan pemerintah dengan prajurit FDTL (Angkatan Bersenjata Timor Leste) --yang beberapa lalu dipecat, terjadi di seluruh penjuru kota Dili sementara markas besar PNTL (kepolisian Timor Leste) di Kaikoli mendapat serangan dari kelompok prajurit yang dipecat. "Saat ini sudah terjadi aksi pembakaran terhadap rumah penduduk dan pelaku kriminal mulai menjarah rumah-rumah yang kosong," kata Bey.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006