Amman (ANTARA) - Presiden Suriah Bashar Al Assad pada Kamis menyatakan tak mau bertemu dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan kecuali Turki sepenuhnya menarik militernya dari Suriah utara dan memulihkan situasi seperti sebelum pecah perang saudara di Suriah.
Turki menjadi sekutu militer dan politik terbesar untuk kelompok oposisi Suriah yang menguasai bagian barat laut Suriah. Turki sendiri mendirikan puluhan pangkalan dan mengerahkan ribuan tentara di Suriah utara guna mencegah tentara Suriah dukungan Rusia merebut kembali wilayah utara Suriah itu.
Saat mengunjungi Moskow guna berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, Assad berkata kepada stasiun televisi Sputnik di Rusia bahwa tidak ada gunanya bertemu dengan Erdogan, kecuali "pendudukan ilegal" Turki diakhiri.
"Ini ada kaitannya dengan tibanya babak di mana Turki jelas sudah siap dan tak ragu angkat kaki sepenuhnya dari wilayah Suriah dan mengakhiri dukungannya kepada terorisme dan memulihkan situasi seperti sebelum terjadi perang di Suriah,” kata Assad kepada Sputnik.
"Ini satu-satunya keadaan ketika dimungkinkan adanya pertemuan antara saya dan Erdogan. Selain itu, apa nilai pertemuan semacam itu dan mengapa kita melakukannya jika tak mencapai hasil akhir untuk perang di Suriah," lanjut dia.
Menteri pertahanan kedua negara bertemu akhir tahun lalu untuk pembicaraan tingkat tinggi antara kedua negara bertetangga yang bermusuhan sejak 2011 ketika revolusi Musim Semi Arab mencapai Suriah untuk menjerumuskan negara itu ke dalam perang.
Ratusan ribu orang tewas dalam konflik yang mengundang keterlibatan kekuatan asing, dan sekaligus memecah belah negara tersebut.
Saat hubungan kedua negara mencapai titik terendah, Erdogan sampai menyebut Assad teroris dan menegaskan tak akan ada perdamaian di Suriah jika Assad tetap berkuasa. Sebaliknya, Assad menyebut Erdogan pencoleng karena merampas tanah Suriah.
Para pejabat Turki dan Rusia mengaku sedang mempersiapkan pertemuan antara wakil menteri luar negeri Turki, Suriah dan Iran, sebelum pembicaraan tingkat menteri luar negeri.
Assad menyinggung peran yang dimainkan Rusia dalam mendorong pemulihan hubungan antara Erdogan dan dirinya.
"Kami mempercayai Rusia yang memainkan peran mediator untuk memfasilitasi komunikasi ini, tetapi dengan bersandarkan kepada kebijakan Rusia dalam menghormati kedaulatan negara... dan keluarnya pasukan asing ilegal dari wilayah Suriah," kata Assad.
Assad menegaskan kehadiran pasukan Rusia di Suriah adalah sah karena diundang masuk oleh pemerintah Suriah.
Sumber: Reuters
Baca juga: Turki panggil Dubes AS terkait kunjungan petinggi militer ke Suriah
Baca juga: Emir Qatar kecam politisasi bantuan untuk korban gempa di Suriah
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: M Razi Rahman
Copyright © ANTARA 2023