"Gerakan politik masyarakat adat itu tidak terbatas pada urusan-urusan demokrasi elektoral saja, tapi itu menjadi bagian, menjadi kanal, itu menjadi kendaraan kami," kata Sekretaris Jenderal AMAN Rukka Sombolinggi di Bengkulu, Kamis.
AMAN kata dia sebenarnya sudah mendapatkan mandat untuk memperluas partisipasi politik masyarakat adat di ruang-ruang pengambilan kebijakan publik sejak 2007.
"Jadi kami, caleg-caleg dari AMAN itu sudah mulai berpartisipasi sejak 2009, 2014 dan 2019. Nah jadi dengan demikian kami bisa memastikan supaya musyawarah-musyawarah adat di kampung-kampung, demokrasi masyarakat adat itu bisa mendapatkan tempat di dalam proses demokrasi elektoral," kata dia.
Calon-calon yang dipersiapkan tersebut kata Rukka, calon yang mampu memimpin dan memperjuangkan masyarakat, terutama adat di masa depan, yang tentunya mereka juga diperjuangkan langsung oleh masyarakat adat.
"Mereka tidak mencalonkan diri tapi dicalonkan, lahir dari musyawarah-musyawarah adat di kampung-kampung dan juga kemudian dikawal oleh organisasi, dari ketika mereka terpilih hingga menjabat mereka tidak sendirian," kata Rukka.
Dia mengatakan AMAN bersama masyarakat adat akan terus menemani mereka dalam mengemban tugas baik sebagai anggota DPRD, DPR RI, DPD RI, kepala daerah bahkan calon presiden.
"Nah sekarang ini kami belum punya banyak yang maju, ini kan belum ada pengumuman yang resmi untuk pencalonan, kami juga sedang menjaring nama-nama yang sedang masuk ke kami," ujarnya.
Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2023