TPST itu akan menjadi pusat pemilahan, pengolahan, pengembangan budi daya maggot, dan pengumpulan sampah organik sebagai bahan bakar pembangkit listrik oleh PT PLNMataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan 60 persen sampah di kota ini akan terkelola dengan penerapan teknologi modern di tempat pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya.
"Jadi ke depan, sampah yang akan kita buang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, hanya residu," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Kamis.
Hal itu disampaikan terkait rencana pembangunan TPST modern Sandubaya yang merupakan bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp25 miliar ditargetkan dimulai bulan Agustus 2023, dan akan menjadi TPST modern percontohan di daerah ini.
TPST itu akan menjadi pusat pemilahan, pengolahan, pengembangan budi daya maggot, dan pengumpulan sampah organik sebagai bahan bakar pembangkit listrik oleh PT PLN.
"Di TPST modern, semua proses penanganan sampah dilakukan melalui teknologi modern sehingga bisa lebih cepat," katanya.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) HM Kemal Islam sebelumnya mengatakan, TPST modern ini akan jadi tempat pengelolaan sampah menjadi barang bernilai ekonomis akan lengkapi dengan pembangunan hanggar besar yang berisi mesin pengolah sampah.
"Sampah-sampah yang masuk ke TPST akan kita produksi menjadi kompos dan sebagian besar menjadi pakan maggot," katanya.
Ia menjelaskan TPST modern akan dibangun di Kecamatan Sandubaya dengan lahan seluas 5.300 meter persegi, yang berada tepat di belakang Gelanggang Olah Raga (GOR) Turide.
TPST itu disebut modern karena pengolahan sampah dilakukan dengan pendekatan teknologi mulai dari penerimaan sampah masuk, mesin pembuka otomatis, mesin pemilahan otomatis dan peralatan lainnya serba otomatis sehingga petugas yang akan ditempatkan nantinya cukup sekitar 15 orang.
"Sampah yang masuk sudah otomatis terpilah pada bak-bak yang disiapkan baik itu sampah organik maupun anorganik. Untuk organik akan jadi pakan maggot dan sebagian pupuk kompos," katanya.
Data DLH Kota Mataram sebelumnya menyebutkan, volume sampah di Mataram setiap hari mencapai sekitar 250-260 ton, tapi yang bisa terangkut ke TPA sekitar 200 ton.
Namun, sampah yang di bawa ke TPA kini terus berkurang hingga mencapai sekitar 25 ton, sehingga sampah yang dibuang ke TPA sekitar 175 ton per hari.
Pengurangan volume sampah itu salah satunya dipicu karena program pilah sampah di tingkat lingkungan yang dinilai efektif mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Kebon Kongok.
"Sampah organik yang dipilah dari rumah tangga, bisa langsung diolah menjadi pakan maggot, kompos, dan pupuk cair," demikian Mohan Roliskana.
Baca juga: Pemkot Mataram membangun tiga TPST modern
Baca juga: DLH Mataram menggunakan TPST Sandubaya sebagai tempat memilah pakan maggot
Baca juga: TPST budaya maggot di Mataram ditinjau oleh tim UCLG Asia-Pasifik
Baca juga: DLH Mataram mengembangkan belatung di TPST Mandalika modern
Pewarta: Nirkomala
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023