Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak mendorong para pustakawan dan pengelola taman baca agar membuat perubahan sehingga dapat menarik minat baca anak-anak.
"Kami mendorong mereka membuat perubahan agar lebih banyak lagi anak-anak yang tertarik mengunjungi dan membaca di PISA (Pusat Informasi Sahabat Anak). Sekecil apapun perubahannya, harus tercatat karena ini menjadi evaluasi seberapa besar perubahan yang terjadi," kata Plt. Deputi Bidang Pemenuhan Hak Anak Kemen PPPA Rini Handayani dalam keterangan, di Jakarta, Kamis.
Dia mengatakan pustakawan dan pengelola taman baca adalah salah satu ujung tombak yang diharapkan dapat membantu meningkatkan minat baca pada anak-anak.
Rini Handayani menuturkan berdasarkan data UNESCO di tahun 2016, tercatat minat baca di Indonesia sangat rendah yaitu 0,001 persen yang artinya dari 1.000 orang, hanya ada satu orang yang rajin membaca.
Pada tahun 2022, Indeks Pemenuhan Hak Anak (Indeks PHA) turun nilainya, yaitu pada nilai 58, salah satunya karena menurunnya persentase anak usia 5 - 17 tahun yang pernah mengunjungi perpustakaan atau memanfaatkan taman bacaan masyarakat.
Pihaknya menegaskan pemerintah tidak ingin jika kondisi ini terjadi pada anak-anak di Indonesia karena anak-anak memiliki hak untuk mendapatkan akses pada informasi yang layak dan aman untuk anak.
"Meski salah satu penyebabnya adalah masa pandemi, namun hal ini menjadi pekerjaan rumah besar bagi pengelola PISA, yaitu para pustakawan dan pengelola taman baca," kata Rini Handayani.
Untuk itu, KemenPPPA menggelar bimbingan teknis untuk memperkuat kapasitas pengelola PISA.
"Setiap materi dalam bimtek ditujukan agar mereka lebih paham cara melayani anak di perpustakaan dan taman bacaan," tuturnya.
Baca juga: Kehadiran taman baca bantu anak tingkatkan kemampuan dasar
Baca juga: ITJ kenalkan fasilitas baru di Taman Literasi Christina Martha Tiahahu
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023