Chicago (ANTARA) - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), bangkit kembali setelah setelah jatuh dari level tertinggi enam minggu di sesi sebelumnya, karena kekhawatiran atas krisis perbankan tetap bertahan dan data inflasi AS yang beragam membuat beberapa ketidakpastian atas sikap Federal Reserve pada kebijakan moneter.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat 20,40 dolar AS atau 1,07 persen menjadi ditutup pada 1.931,30 dolar AS per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di 1.942,50 dolar AS dan terendah di 1.889,50 dolar AS
Emas berjangka tergelincir 5,60 dolar AS atau 0,29 persen menjadi 1.910,90 dolar AS pada Selasa (14/3/2023), setelah melambung 49,30 dolar AS atau 2,64 persen menjadi 1.916,50 dolar AS pada Senin (13/3/2023), dan melonjak 32,60 dolar AS atau 1,78 persen menjadi 1.867,20 dolar AS pada Jumat (10/3/2023).
Menyusul kegagalan beberapa bank regional di Amerika Serikat, saham Credit Suisse anjlok lebih dari 20 persen selama jam perdagangan, memicu kembali kekhawatiran tentang penularan sektor perbankan AS yang mendunia.
Kekhawatiran gejolak perbankan global meningkat, mendorong investor untuk mengantisipasi perubahan kebijakan dari Federal Reserve, yang mendukung emas.
Data ekonomi yang dirilis pada Rabu (15/3/2023) beragam. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa indeks harga produsen AS yang disesuaikan secara musiman untuk permintaan akhir turun 0,1 persen pada Februari, berlawanan dengan ekspektasi pasar akan kenaikan sebesar 0,3 persen.
Indeks kondisi bisnis Empire State Fed New York, ukuran aktivitas manufaktur di negara bagian, turun 18,8 poin menjadi negatif 24,6 pada Maret, padahal para ekonom memperkirakan pembacaan negatif 5,0.
Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS turun 0,4 persen menjadi 698 miliar dolar AS pada Februari, turun dari angka revisi 701 miliar dolar sebulan sebelumnya.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Mei turun 15,80 sen atau 0,72 persen, menjadi ditutup pada 21,882 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman April melemah 27 dolar AS atau 2,71 persen, menjadi menetap pada 970,30 dolar AS per ounce.
Baca juga: Harga minyak turun ke level terendah dalam 3 bulan terakhir
Baca juga: Dolar menguat di Asia karena ketakutan Silicon Valley Bank mereda
Baca juga: Saham Inggris berakhir negatif, indeks FTSE 100 merosot 3,83 persen
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023