Surabaya (ANTARA) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Muhammad Syarif Bando mengingatkan semua elemen masyarakat agar meningkatkan budaya gemar membaca untuk meningkatkan potensi ekonomi melalui literasi.

"Bagaimana cara meningkatkan budaya baca. Tanamkan kepercayaan bahwa kita akan menjadi kaya kalau punya penguasaan terhadap ilmu pengetahuan," katanya dalam keterangannya saat Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Kalimantan Timur, di Surabaya, Rabu.

Menurut dia, hal tersebut sesuai amanat Undang-Undang 1945 sebagai upaya meningkatkan literasi karena setiap orang wajib turut serta mencerdaskan dan menyejahterakan anak bangsa.

"Literasi tersebut sebagai kedalaman pengetahuan seseorang terhadap satu subjek ilmu pengetahuan tertentu yang bisa diimplementasikan untuk memproduksi barang dan jasa," ujarnya.

Dalam hal literasi, lanjutnya, kurangnya jumlah buku bacaan masih menjadi masalah. Tetapi hal itu seharusnya bisa diatasi pemerintah daerah dengan mendorong menyiapkan buku-buku ilmu terapan dan menulis berbagai potensi yang dimiliki daerah.

"Fokus kami kepada buku-buku ilmu terapan dibagi sebanyak mungkin ke desa dan kami mengajak betul para civitas akademika ikut menulis buku ilmu terapan. Karena merdeka belajar maknanya adalah orang di lingkungan pendidikan itu bisa mengerti apa yang menjadi kebutuhan orang di sekitarnya," katanya.

Dalam kaitannya mendorong ekonomi kerakyatan, katanya, perpustakaan menghadirkan Program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial.

"Lahirnya program ini dapat memberi peluang kepada masyarakat untuk menciptakan usaha dan lapangan kerja," katanya.

Baca juga: Perpusnas: Perpustakaan punya tiga PR untuk segera diselesaikan

Program ini, menurut dia, untuk masyarakat yang tidak lagi mungkin mendapatkan ilmu di bangku pendidikan formal, terutama masyarakat marginal.

"Kami berikan bantuan program selama satu tahun tentang pengembangan potensi ekonomi pilihan di daerahnya sehingga mereka bisa mandiri melalui usaha yang mereka bangun dengan bekal pengetahuan yang didapat," ujarnya.

Dia mengharapkan program Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial mampu menciptakan lapangan kerja, mengurangi angka pengangguran, hingga meningkatkan pendapatan per kapita, dan devisa negara.

"Karena di era transformasi digital tidak cukup hanya menguasai ilmu pengetahuan tapi harus juga punya inovasi dan kreativitas," ucapnya.

Selain itu, bantuan yang diberikan Perpusnas juga dalam bentuk fisik melalui Dana Alokasi Khusus (DAK).

"Melalui Dana Alokasi Khusus bidang perpustakaan, pemerintah pusat melalui Perpusnas memberikan bantuan kepada pemerintah daerah untuk membangun gedung layanan perpustakaan di berbagai daerah. Perpustakaan tidak harus terus-menerus minta diperhatikan. Tapi buatlah sesuatu agar diperhatikan," katanya.

Staf Ahli Gubernur Bidang Reformasi Birokrasi dan Keuangan Daerah, Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur Diddy Rusdiansyah menegaskan perpustakaan dan kearsipan berperan tidak hanya menciptakan peradaban namun juga menjaga peradaban.

"Karena menjaga peradaban tidak bicara tentang saat ini, tapi apa yang akan terjadi di masa mendatang," katanya.

Baca juga: Perpustakaan masih hadapi tantangan kekurangan buku
Baca juga: DPR dorong anggaran Perpusnas naik demi ciptakan SDM berkualitas
Baca juga: Perpusnas gelar pemilihan pustakawan berprestasi 2023

Pewarta: Abdul Hakim/Naufal Ammar Imaduddin
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023