Surplus neraca perdagangan ini akan mendukung rupiah

Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir perdagangan Rabu meningkat seiring surplus neraca perdagangan Indonesia pada Februari 2023 sebesar 5,48 miliar dolar AS.

Rupiah pada Rabu ditutup menguat tiga poin atau 0,02 persen ke posisi Rp15.382 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp15.385 per dolar AS.

"Surplus neraca perdagangan ini akan mendukung rupiah," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Rupiah menguat seiring inflasi AS turun

Neraca perdagangan Indonesia sampai dengan Februari 2023 telah membukukan surplus selama 34 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Berdasarkan laporan Badan Pusat Statistik (BPS), surplus neraca perdagangan diperoleh dari transaksi di sektor nonmigas sebesar 6,70 miliar dolar AS, namun tereduksi oleh defisit perdagangan sektor migas 1,22 miliar dolar AS.

Selain itu, Lukman menuturkan rupiah berpotensi menguat oleh pulihnya sentimen risk on di pasar. Sentimen risk on lebih pada spekulatif bargain hunting pada saham-saham bank yang jatuh sebelumnya dan harapan apabila pemerintah Amerika Serikat (AS) akan turun tangan menjamin dana nasabah dan tidak membiarkan bank-bank yang jatuh itu tutup.

Namun, lanjut dia, penguatan rupiah mungkin akan terbatas oleh naiknya imbal hasil obligasi AS yang mana tenor dua tahun berada di level 4,300 persen dan tenor 10 tahun di posisi 3,674 persen.

Rupiah pada pagi hari dibuka naik ke posisi Rp15.369 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp15.338 per dolar AS hingga Rp15.395 per dolar AS.

Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Rabu menguat ke posisi Rp15.365 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.380 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah melemah di tengah pasar nantikan data inflasi AS

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023