Menurut Otoritas Ketenagalistrikan Kamboja (EAC), pasokan energi di Kamboja meningkat menjadi 4.495 megawatt pada 2022, naik 12,6 persen dari 3.990 megawatt setahun sebelumnya.
Phom Penh (ANTARA) - Perdana Menteri (PM) Kamboja Samdech Techo Hun Sen mengatakan bahwa energi terbarukan saat ini telah mencapai lebih dari 62 persen dari kapasitas listrik yang terpasang di negara Asia Tenggara itu.
"Kamboja dapat menjadi salah satu negara yang tidak mencemari lingkungan," kata Samdech dalam sebuah pidato yang disiarkan langsung saluran televisi milik negara itu, Televisi Nasional Kamboja (TVK), Selasa (14/3).
Pernyataan PM Samdech itu dikatakan dalam sebuah kunjungan ke lokasi pembangunan pembangkit listrik tenaga air berkapasitas 80 megawatt di Provinsi Pursat, Kamboja.
"Pembangkit listrik tenaga air masih menjadi pilihan yang tepat untuk pengembangan energi bersih dan ramah lingkungan," ujarnya.
Energi terbarukan berasal dari berbagai sumber, seperti tenaga air, energi matahari, dan energi biomassa. Sebagian besar energi terbarukan di Kamboja berasal dari bendungan tenaga air.
Menurut Otoritas Ketenagalistrikan Kamboja (EAC), pasokan energi di Kamboja meningkat menjadi 4.495 megawatt pada 2022, naik 12,6 persen dari 3.990 megawatt setahun sebelumnya.
Berdasarkan data EAC, hingga tahun lalu, 98,27 persen dari total 14.168 desa di negara kerajaan itu telah memiliki akses untuk mendapatkan listrik.
Pewarta: Xinhua
Editor: Imam Budilaksono
Copyright © ANTARA 2023