Melansir laporan keuangan yang telah di audit di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Rabu, laba tersebut tumbuh 395,73 persen year on year (yoy) dari sebelumnya sebesar 120,07 juta dolar AS pada tahun 2021.
Adapun, laba tersebut ditopang oleh pendapatan perseroan yang tumbuh 175,11 persen yoy mencapai 5,95 miliar dolar AS, dari sebelumnya sebesar 2,16 miliar dolar AS pada tahun 2021.
Pendapatan dari segmen bisnis pertambangan dan perdagangan tercatat sebesar 954,33 juta dolar AS, segmen perdagangan sebesar 158,12 juta dolar AS,, penyediaan tv kabel dan internet 65,99 juta dolar AS, penyediaan tenaga perdagangan TV kabel dan uap dan listrik 48,38 juta dolar AS,
Seiring dengan lonjakan pendapatan, beban pokok penjualan juga naik menjadi 3,31 miliar dolar AS, dari sebelumnya 1,26 miliar dolar AS pada 2021. Sedangkan, beban usaha naik menjadi 860,90 juta dolar AS, dari sebelumnya 404,97 juta dolar AS pada 2021.
Kinerja positif DSSA sepanjang tahun 2022 berhasil mengerek laba per saham dasar menjadi 0,77 dolar AS, dari sebelumnya 0,16 dolar AS per lembar saham.
Lebih lanjut, emiten tambang batu bara ini mencatatkan jumlah liabilitas sebesar 3,43 miliar dolar AS, atau melonjak 173 persen yoy dari sebelumnya 1,22 miliar dolar AS pada tahun 2021.
Dengan demikian, hingga akhir tahun 2022 perseroan mencatatkan pertumbuhan jumlah aset menjadi 6,431 miliar dolar AS atau naik 114 persen yoy dari sebelumnya sebesar 3,01 miliar dolar AS pada tahun 2021.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2023