Surabaya (ANTARA News) - Pengacara senior Todung Mulya Lubis mengecam tindakan Front Pembela Islam (FPI) yang mengusir mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) usai berbicara dalam diskusi Lintas Agama dan Etnis tentang RUU APP di Purwakarta, Jabar (23/5). "Saya protes keras terhadap FPI terkait tindakannya kepada Gus Dur di Purwakarta dan penyegelan sebuah kantor lembaga penelitian di Cirebon," katanya di sela-sela diskusi Multikulturalisme di kampus B Universitas Airlangga (Unair) Surabaya, Rabu. Ia mengemukakan hal itu menanggapi tindakan belasan aktivis FPI Purwakarta bersama puluhan aktivis Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), dan Forum Umat Islam (FUI) setempat yang mengganggu diskusi tentang RUU APP yang dihadiri Gus Dur. Menurut Todung Mulya Lubis, pihaknya menjadi lebih tidak memahami atas tindakan anarkhis FPI yang memaksa masuk ke arena diskusi dan mengganggu jalannya diskusi, sebab tindakan mereka merupakan pelanggaran hukum yang tak dapat dibiarkan begitu saja. "Itu pelanggaran hukum yang secara telanjang dilakukan FPI dan polisi terbukti membiarkan. Saya tahu, saya tak berhak menyalahkan FPI untuk mempunyai hak hidup sebagai organisasi, tapi apa hak dia menyalahkan organisasi lain," katanya. Tindakan mengacau, menyegel dan melakukan sweeping, katanya, merupakan pelanggaran hukum yang tak dapat dibenarkan siapa pun, karena itu pihaknya menuntut Kapolri untuk secepatnya bertindak jika ada langkah FPI melakukan penyegelan, sweeping, dan mengacau. "Kita sudah lama memperjuangkan kemajemukan dan pluralisme, karena itu orang bebas mempunyai pendapat, FPI bebas mempunyai pendapat, tapi orang lain juga bebas mempunyai pendapat, dan semuanya nggak mungkin harus diseragamkan," katanya. Dalam waktu yang sama, puluhan aktivis Garda Bangsa Jatim dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jawa Timur mendatangi rumah Ust Hasyim Yahya yang merupakan sesepuh MMI di Jl Perak Barat Surabaya. Mereka menuntut kepada MMI agar meminta maaf secara terbuka kepada masyarakat melalui media cetak selama seminggu berturut-turut dan secara khusus meminta maaf kepada umat Islam di Indonesia terkait pengusiran terhadap Gus Dur. Kedatangan mereka ditemui ustadz Zulkarnaen (amir MMI Surabaya). Ustadz Zulkarnaen menyesalkan masalah pengusiran di Purwakarta itu. "Secara pribadi, saya minta maaf," katanya.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006