Jakarta (ANTARA) - Platform penyedia akomodasi pariwisata diproyeksikan akan menjadi pilihan bagi wisatawan yang melakukan wisata ke Indonesia kedepannya, menurut analisa data terbaru dari Little Hotelier.
Temuan tersebut juga menyatakan adanya tren perubahan asal wisatawan yang lebih menyukai pemesanan penginapan secara lokal serta bisnis perhotelan yang condong untuk menjual kamar secara daring ketika industri pariwisata kembali pulih.
Regional Sales Manager Little Hotelier di Indonesia Tander Lowongan dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa, mengingatkan pentingnya bagi penyedia akomodasi kecil Indonesia untuk lebih terlibat dan memahami secara menyeluruh tren industri terbaru, terutama tren pemesanan akomodasi secara lokal.
"Membangun kesadaran tentang bagaimana dan di mana wisatawan menempatkan pemesanan mereka secara online saat bepergian secara lokal merupakan awal yang tepat bagi pemilik akomodasi untuk mengenal perilaku wisatawan," katanya.
Ia memastikan lingkungan perjalanan saat ini juga makin dinamis, sehingga pengetahuan data menjadi kekuatan dan penyedia akomodasi harus memiliki pemahaman mengenai perkembangan perilaku wisatawan untuk penyesuaian bisnis, usai pulihnya industri pariwisata.
"Membuat keputusan penetapan harga dan pemasaran yang cerdas berdasarkan data, bukan berdasarkan firasat semata, adalah kunci keberhasilan bagi bisnis akomodasi Indonesia yang cerdas," kata Tander.
Baca juga: Kemenparekraf fokus pada program pemulihan ekonomi usai pandemi
Hasil analisa Little Hotelier menemukan rata-rata harga kamar harian (ADR) akomodasi di Indonesia naik sebesar 84 persen (yoy) pada 2022, perubahan yang lebih besar daripada 19 pasar lainnya yang dianalisis untuk penelitian ini, dan di atas rata-rata global sebesar 24 persen.
Jeda waktu pemesanan dan check-in rata-rata tumbuh dari 11 hari pada 2021 menjadi 17 hari pada tahun 2022 di Indonesia, menunjukkan kepercayaan wisatawan yang meningkat dan bukti pertumbuhan tamu internasional yang sering memesan akomodasi mereka dari jauh hari.
Sementara itu, tingkat pembatalan tetap di bawah 10 persen, dan merupakan yang terendah dari seluruh pasar yang dianalisis. Jumlah rata-rata waktu yang dihabiskan wisatawan di properti Indonesia adalah 2,20 hari pada tahun 2022, di atas rata-rata global sebesar 1,93 hari.
Little Hotelier yang merupakan platform manajemen hotel all-in-one untuk penyedia akomodasi kecil juga menyusun top 12 distribution channels teratas yang menghasilkan pendapatan dari pemesanan tertinggi dari bisnis akomodasi Indonesia pada 2022.
Peringkat tersebut mulai dari posisi teratas adalah Booking.com, Agoda, Expedia Group, Traveloka, Hotel websites (pemesanan langsung), Tiket.com, Hotelbeds, Luxury Escapes, Trip.com, MG bedbank, Airnb dan Pegipegi.
Berdasarkan temuan itu, Traveloka, Tiket.com dan Pegipegi kembali memainkan peran penting bagi bisnis lokal yang masuk dalam daftar Indonesia. Saluran seperti Luxury Escapes, yang sebagian besar digunakan oleh wisatawan Australia, masuk dalam daftar Indonesia untuk pertama kalinya.
Baca juga: Pariwisata salah satu instrumen ampuh dalam pelestarian olahraga lokal
Baca juga: Sandiaga sebut RI bukukan potensi devisa Rp5,3 T dalam ITB Berlin
Baca juga: Sandiaga ungkap tidak gunakan insentif untuk mendatangkan wisman
Pewarta: Satyagraha
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023