Jakarta (ANTARA) -

Maraknya platform jual beli online dengan jenis barang yang beragam, membuat masyarakat dipermudah untuk membeli barang yang diinginkan, begitu juga dengan barang bekas pribadi layak pakai atau sering disebut dengan preloved.

Saat ini, sudah ada beberapa platform atau marketplace yang menjual barang bekas layak pakai yang terpercaya mulai dari barang dengan harga yang terjangkau hingga barang mewah dengan brand terkemuka.

Salah satu pendiri marketplace preloved luxury fashion, Tinkerlust, Aliya Amitra membagikan tips membeli barang mewah di platform online bagi pemula.

Hal pertama yang perlu diperhatikan adalah kualitas barang itu. Aliya mengatakan biasannya barang mewah bermerek sudah punya ciri tersendiri yang bisa dibedakan dari barang sejenis lainnya.

Misalnya memiliki kualitas kulit yang baik dan aksesori atau hardware yang mudah dikenali keasliannya. Berikutnya juga bisa ditandai dengan adanya kartu tanda keaslian barang tersebut yang biasanya ada di dalam produk tersebut.

"Kalau beli tas branded itu tentu kalau mau dilihat kualitasnya juga, karena kalau misalnya yang tas mewah itu sudah punya ciri-ciri khasnya dari kulitnya, dari hardware-nya dan lain-lain itu penting banget untuk dilihat," ucapnya saat ditemui di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Tinkerlust rilis laporan khusus dukung industri fesyen berkelanjutan

Selain itu, penting juga untuk membeli barang bekas layak pakai (preloved) di platform yang sudah terpercaya dan memang dikhususkan untuk menjual barang mewah.

Ia mengingatkan pembeli untuk memastikan kembali penjual produk tersebut memiliki track record yang baik dan mengetahui kualitas dari barang yang dijualnya agar pembeli tidak dikecewakan dengan barang yang diterima.

Selain memberikan tips untuk pembeli, Aliya juga mengingatkan penjual barang preloved untuk mengkurasi sendiri barang mewah yang akan dijualnya agar mendapatkan kepercayaan dari konsumen.

Ia menyarankan untuk dipastikan kembali barang yang akan dijual masih layak pakai dari segi penampilan dan aksesori pelengkapnya. Selanjutnya penting juga untuk melihat keaslian dari merek tersebut agar orang selanjutnya yang menerima tidak mendapat barang kualitas jelek.

"Dilihat dulu barangnya masih layak dijual atau enggak, asli atau enggak, bener nggak kalau dikasih sama orang ada keasliannya apa enggak dan juga brand-nya," kata Aliya.

Penjual harus konsisten menjual barang preloved mewah dengan kualitas terbaik dan tidak asal dalam menjual barangnya.

Di dalam perusahaan platform itu juga diusahakan mempunyai tim kurator sendiri yang bisa memastikan dan melihat keaslian barang, dan juga bisa bekerja sama dengan pihak ketiga untuk memberikan sertifikasi keaslian barang mewah.

Baca juga: Titipku atur strategi atasi keluhan pelanggan

Sertifikasi ini penting untuk menjadikan platform jual beli preloved barang mewah menjadi kepercayaan konsumen.

"Kalau memang diterima tidak sesuai dengan kualitasnya atau sesuai yang dijanjikan di aplikasi atau website itu bisa dilakukan refund," tambahnya.

UN Conference of Trade and Development (UNCTD) 2019 mengungkap, fashion adalah industri paling berpolusi kedua di dunia, setelah industri perminyakan.

Limbah ini bisa berupa sisa kain dari produksi pakaian baik pabrik berskala kecil hingga besar, dan juga limbah dari pewarnaan tekstil yang sering kali dibuang ke selokan atau sungai.

Pertumbuhan fast fashion yang sangat pesat membuat banyak orang tidak mengerti bagaimana untuk mempergunakan sisa fesyen mereka yang sudah tidak terpakai lagi.

Salah satu cara dari Tinkerlust untuk berkontribusi mengurangi limbah ini adalah dengan bekerja sama dengan beberapa desainer dan komunitas untuk membantu agar fesyen tersebut bisa berkelanjutan.

Dengan tren jual beli barang bekas pribadi layak pakai ini, bisa membantu industri fesyen untuk mengurangi limbah dan ikut menerapkan ekonomi sirkular dan berkelanjutan sehingga bisa memperpanjang umur fesyen tersebut.

Baca juga: Tinkerlust rilis aplikasi fesyen preloved luxury pertama di Indonesia

Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023