Tanjungpinang (ANTARA) - Deputi Bidang Pengendalian Penduduk Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Bonivasius Prasetya Ichtiarto mencanangkan Kampung Keluarga Berkualitas (KB) dan Dapur Sehat Atasi Stunting (DASHAT) di Kota Tanjungpinang, Kepulauan Riau (Kepri), Selasa (14/3).

Menurut Bonivasius, pencanangan ini sebagai wujud nyata komitmen dan kolaborasi penanggulangan stunting dan pembangunan SDM berkualitas, khususnya di Tanjungpinang.

"Percepatan penurunan stunting merupakan salah satu agenda prioritas nasional untuk mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif, dalam upaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan," katanya saat pencanangan Kampung Keluarga Berkualitas dan DASHAT di Markas Kodim 0315 Tanjungpinang.

Baca juga: BKKBN: Desa bebas stunting tekankan 1.000 HPK di tingkat kelurahan

Ia menyatakan perhatian pemerintah terhadap masalah percepatan stunting menjadi salah satu prioritas, karena stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia.

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia dua tahun yang disebabkan kekurangan gizi pada waktu yang lama (kronis), yang berdampak pada tingkat kecerdasan, kerentanan terhadap penyakit, menurunkan produktivitas, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kemiskinan, serta kesenjangan.

Oleh karena itu, kata dia, BKKBN mengubah Kampung Keluarga Berencana menjadi Kampung Keluarga Berkualitas sebagaimana arahan dari Presiden Jokowi yang dikuatkan melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Penyelenggaraan Kampung Keluarga Berkualitas, sebagai upaya mewujudkan keluarga berkualitas dalam bentuk nyata yang berdampak kepada masyarakat.

Guna melaksanakan percepatan ekstensifikasi dan intensifikasi Kampung Keluarga Berkualitas, seluruh desa dan kelurahan membentuk kampung tersebut.

Selan itu, dalam rangka berpartisipasi dalam kegiatan percepatan penurunan stunting yang menyasar kelompok sasaran pencegahan stunting, BKKBN juga telah membentuk Dapur Sehat Atasi Stunting atau DASHAT.

Baca juga: BKKBN-Kemendes sinergi berdayakan masyarakat di kampung KB Yogyakarta

"DASHAT merupakan kegiatan pemenuhan gizi keluarga, terutama keluarga-keluarga yang memiliki risiko melahirkan anak stunting," ujarnya.

Dengan adanya DASHAT diharapkan tidak akan ada lagi bayi-bayi yang tidak mendapatkan asupan makanan gizi seimbang pada 1.000 hari pertama kehidupannya. Kegiatan inilah yang akan membawa Kampung KB menjadi Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT.

Dalam pelaksanaannya, lanjut dia, DASHAT dapat memanfaatkan sumber pangan lokal yang ada di Indonesia. Dengan proses pengolahan yang baik, makanan lokal yang bisa diperoleh dari pekarangan dengan harga murah, dapat menjadi makanan sehat bergizi dengan rasa dan sajian yang menarik bagi anak-anak dan ibu hamil, seperti ikan, telur, hingga sayur-sayuran.

"Upaya mengurangi angka stunting dilakukan secara timbal balik melalui hubungan secara vertikal maupun horizontal. Percepatan penurunan stunting ini memerlukan kolaborasi dan sinergi multi sektor dari pihak pemerintah maupun mitra swasta.

Kolaborasi yang baik dalam upaya percepatan penurunan stunting, lanjutnya, telah dilakukan dengan OPD, antara lain melalui pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri SMP dan SMA se-Tanjungpinang, pengasuhan 1.000 hari pertama kehidupan, dan penguatan kerja sama melalui kuliah umum dan KKN tematik perguruan tinggi.

Baca juga: BKKBN ajak masyarakat berperan aktif di Kampung Keluarga Berkualitas

Baca juga: BKKBN: Banjarbaru optimalkan peran Kampung KB turunkan angka stunting

Ia juga mengapresiasi Pemprov Kepri dan Pemkot Tanjungpinang atas pencanangan Kampung Keluarga Berkualitas dan DASHAT tersebut.

Pihaknya berharap seluruh desa dan kelurahan, khususnya di Tanjungpinang dapat menjadi Kampung Keluarga Berkualitas yang DASHAT dan semakin bersinergi dengan pihak-pihak terkait.

"Berbagai upaya yang dilakukan ini diharapkan mampu mengejar target penurunan kasus stunting Indonesia jadi 14 persen pada tahun 2024, karena saat ini angkanya masih sekitar 21,6 persen," kata Bonivasius.

Pewarta: Ogen
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023