Stockholm (ANTARA) - Seorang pakar asal Swedia membantah klaim yang dibuat oleh media Amerika Serikat (AS) dan Jerman bahwa ada pelaku nonnegara yang bertanggung jawab atas ledakan jalur pipa gas Nord Stream pada September lalu.
Pada Selasa (7/3), The New York Times mengutip informasi intelijen baru yang mengindikasikan bahwa sebuah kelompok pro-Ukraina melakukan serangan terhadap jalur pipa gas Nord Stream. Namun, surat kabar itu gagal mengidentifikasi sumber klaim bahwa sebuah perahu pesiar (yacht) sewaan digunakan untuk melancarkan aksi tersebut.
"Sebodoh apa kita ini menurut mereka? Suatu kelompok kecil yang pro-Ukraina di sebuah perahu pesiar melakukan apa?" tanya Jan Oberg, direktur Transnational Foundation for Peace and Future Research, dalam artikel opini terbaru di portal pribadinya.
Dibandingkan dengan informasi dari Hersh yang detail dan meyakinkan, Oberg menepis teori terbaru itu sebagai "sebuah kisah karangan yang hadir dengan dokumentasi, analisis, dan kredibilitas yang jauh di bawah teori Hersh."
"'Intelijen' Barat dan The New York Times (berada) di situasi yang lebih sulit dari biasanya, menawarkan kepada kita cerita yang berbelit-belit dan palsu," kata Oberg, seraya menambahkan bahwa dirinya tidak "ragu-ragu untuk menyebut (teori yang diklaim itu) palsu dan rekaan serta begitu bodoh, tidak masuk akal, dan tidak dapat dipercaya."
Oberg mengatakan bahwa "media utama Barat yang didikte" tetap diam terhadap analisis Seymour Hersh sebelumnya, tetapi kini secara luas melaporkan tentang teori yang jelas "palsu", mengungkapkan "jurnalistik dan moral mereka yang rusak".
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Februari lalu di portal AS Substack, seorang jurnalis investigasi pemenang Penghargaan Pulitzer Seymour Hersh mengungkapkan bahwa bahwa AS bermitra dengan Norwegia dalam sebuah operasi rahasia pada Juni 2022 untuk menanam bahan peledak yang dipicu dari jarak jauh yang menghancurkan tiga dari empat jalur pipa Nord Stream tiga bulan kemudian.
Dibandingkan dengan informasi dari Hersh yang detail dan meyakinkan, Oberg menepis teori terbaru itu sebagai "sebuah kisah karangan yang hadir dengan dokumentasi, analisis, dan kredibilitas yang jauh di bawah teori Hersh."
Jalur pipa gas Nord Stream, yang mengalirkan gas alam dari Rusia ke pasar Eropa melalui Jerman, rusak parah usai peledakan pada September lalu di Laut Baltik. Salah satu jalur pipa, Nord Stream 1, sedang beroperasi pada saat ledakan terjadi dan Nord Stream 2, meskipun belum beroperasi, telah dialiri gas alam.
Menyebut Hersh sebagai jurnalis yang "benar-benar mandiri, berkualifikasi tinggi, dan memiliki koneksi yang baik", Oberg dengan kukuh bersikeras bahwa sabotase terhadap jalur pipa gas Nord Stream "dilakukan oleh AS dengan bantuan dari Norwegia dan mungkin pihak-pihak lain."
Merujuk pada komentar Presiden AS Joe Biden sebelumnya "bahwa AS akan meledakkannya", Oberg menuturkan "analisis kepentingan" juga akan mengarah pada kesimpulan yang jelas tentang kriminalitas AS.
"Pihak mana yang berkepentingan untuk menghancurkan infrastruktur energi yang sangat penting tersebut yang juga menghubungkan Eropa dengan Rusia? Dan siapa yang memiliki kapasitas teknis maupun kapasitas lainnya untuk melakukan itu?" tanya Oberg.
Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2023