Ada potensi startup global banyak yang terganggu, atau bahkan harus melakukan rasionalisasi, PHK, dan lain-lain
Jakarta (ANTARA) - Ekonom sekaligus Executive Director Segara Institute Piter Abdullah mengatakan penutupan Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS) berpotensi mengganggu operasional banyak startup global yang mendapatkan pembiayaan dari bank tersebut.
"Ada potensi startup global banyak yang terganggu, atau bahkan harus melakukan rasionalisasi, PHK, dan lain-lain," kata Piter saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Baca juga: Amvesindo perkirakan penutupan SVB berdampak kecil ke VC lokal
"Upaya mencari sumber pendanaan lain ini, kalau tidak berhasil akan mempengaruhi operasi startup," tuturnya.
Piter menilai tidak ada hubungan langsung antara kejatuhan SVB dengan startup lokal di Indonesia.
Ia menuturkan startup lokal sudah lebih dulu melakukan konsolidasi karena terputusnya pembiayaan dari investor global pada tahun 2021-2022.
Meskipun tidak ada dampak langsung, namun menurut Piter, tentu ada dampak tidak langsung karena bangkrutnya SVB akan berdampak kepada industri startup global yang sedikit banyak memiliki keterkaitan.
Sementara itu ekonom Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah peristiwa kejatuhan SVB merupakan dampak dari kenaikan suku bunga yang agresif, disertai dengan pengetatan likuiditas di sistem keuangan.
Oleh karenanya, ia menilai langkah Bank Indonesia (BI) sudah sangat tepat tidak menaikkan suku bunga secara signifikan dan memastikan likuiditas masih mencukupi di sistem keuangan di dalam negeri.
Baca juga: OJK: Penutupan SVB tidak berdampak langsung ke bank di Indonesia
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023