"Target kita harus tercapai. Program penanganan stunting di Karawang harusterus digencarkan lagi," kata Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh saat rapat sosialisasi strategi komunikasi perubahan perilaku dalam percepatan penurunan stunting di Karawang, Senin.
Ia berharap agar program kerja secara pentahelix atau melibatkan semua unsur dalam menangani stunting di Karawang dapat berjalan maksimal.
Disebutkan kalau Karawang menargetkan kasus stunting turun 6 persen dari tahun lalu, agar bisa meraih zero stunting pada 2024.
Pemkab Karawang melalui Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) sebelumnya telah mengeluarkan program satu hari satu telur untuk anak stunting.
Selain itu, juga telah digulirkan program bapak asuh anak stunting yang diberlakukan untuk jajaran Forkopimda, kepala organisasi perangkat daerah serta pihak perusahaan.
Sementara itu, Bupati Karawang Cellica Nurrachadiana sebelumnya meninjau dari dekat penanganan balita stunting di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Karawang.
Balita asal Kampung Gempol Anjun Tanjungpura berinisial FP didagnosa stunting dan kini dirawat inap di ruang Rawamerta RSUD Karawang.
Berdasarkan keterangan dokter, FP datang ke IGD sejak 2 Maret 2023 dengan keluhan sesak dan batuk berdahak, hasilnya juga didiagnosa dokter menderita TB paru dan gizi buruk.
"Dengan berat badan hanya 6,4 kilogram sejak pertama datang, kami langsung memberi perawatan intensif hingga kini beratnya naik menjadi 6,8 kilogram," kata bupati.
Jadi untuk sesak dan batuknya telah diberikan asupan obat. Sedangkan untuk penanganan stunting, telah diberikan asupan gizi dan vitaminnya.
Dalam penanganan stunting ini, kata dia, pemkab mengoptimalkan kerja sama Pentahelix dengan seluruh stakeholder yang ada, mulai dari Dinkes, RSUD, Dinsos, Baznas, Polres, Kodim dan elemen masyarakat lainnya.
Bahkan Pemkab Karawang juga terus menggugah kalangan perusahaan agar ikut aktif mengatasi stunting dan gizi buruk pada balita.
Pewarta: M.Ali Khumaini
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023