Jakarta (ANTARA) - Cah Angon Foundation bersama dengan Astra Indonesia meresmikan ekosistem desa ikan hias terintegrasi di Desa Wajak Lor, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur.
"Cah Angon Foundation mendorong berbagai kolaborasi lintas elemen untuk bersama mendorong ekosistem terintegrasi mulai hulu hingga hilir melalui basis pemberdayaan (pertanian, perikanan, peternakan dan industri kreatif) yang berdasarkan kebutuhan pasar sehingga pemberdayaan mampu berkembang dan berkelanjutan," ujar Direktur Eksekutif Cah Angon Foundation, Dhika Yudhistira, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan itu, kata dia, melalui program Desa Sejahtera Astra (DSA) serta segenap masyarakat desa setempat juga melakukan pelepasan ekspor ikan mas koki ke tiga negara tujuan yakni Australia, Inggris dan Jepang.
"Selain itu kami juga turut menyelenggarakan kegiatan kontes ikan mas koki yang di ikuti oleh 300 peserta dalam skala nasional," tuturnya dalam acara bertema "Tulungagung untuk Dunia".
Baca juga: Mendes tinjau kampung ikan hias terintegrasi di Tulungagung
Baca juga: Sumbar mengirim ikan hias laut senilai Rp1,9 miliar ke pasar domestik
Ia mengemukakan kegiatan ini merupakan salah satu uji coba (piloting) pemberdayaan Cah Angon Foundation pada kluster perikanan yang dikembangkan berdasarkan ekosistem terintegrasi mulai dari pelatihan, pendampingan, kurasi hingga penyiapan pasar.
Sementara itu, Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertingal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar mengatakan ekosistem pemberdayaan kluster perikanan Cah Angon Foundation merupakan salah satu hal yang perlu didorong untuk menciptakan produktivitas budidaya ikan hias yang saat ini memiliki potensi pasar yang luar biasa.
"Harapannya semoga budidaya ikan hias ini tidak hanya menyasar negara-negara seperti Australia, Inggris dan Jepang melainkan ke berbagai negara lainnya seperti pasar Eropa bahkan pasar Afrika," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Mendes PDTT juga turut meresmikan program local champion hub (rumah konsolidator UMKM Juara) untuk mewadahi para pelaku seperti petani, pembudidaya, peternak maupun pengrajin melalui ekosistem yang terintegrasi.
"Contohnya, pada ekosistem kluster ikan hias, ekosistem ini dimulai dari pelatihan, pemijahan, pembesaran, perizinan, penetrasi pasar ekspor hingga karantina, dan tentunya adalah kepastian pasar nasional maupun internasional," paparnya.*
Baca juga: APIHATI dorong penguatan komunikasi antarpelaku usaha-pemerintah
Baca juga: IEB Institute: Potensi ekspor komoditi ikan hias harus dioptimalkan
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023