Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Aliansi Pariwisata Regeneratif Indonesia meluncurkan gerakan "Kita Mulai Sekarang" yang berfokus pada kampanye mengatasi isu perubahan iklim.
"Kami semua tentunya all out (mati-matian) berkontribusi terhadap isu perubahan iklim sesuai Paris Agreement. Dari sektor pariwisata, kita punya target penurunan emisi karbon sebesar 50 persen pada tahun 2035 dan harus net zero pada 2045. Ini sudah menjadi bagian dari Reparnas (Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Nasional)," kata Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno saat peluncuran gerakan "Kita Mulai Sekarang" pada acara daring "The Weekly Brief with Sandi Uno", Senin.
Perwakilan dari Aliansi Pariwisata Regeneratif Indonesia Mohamad Nalendra mengatakan bahwa mereka berharap gerakan itu mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah, industri pariwisata, dan wisatawan.
"Kami memang berangkat dari isu perubahan iklim yang menjadi isu sangat luar biasa. Kami mengajak semua pihak untuk bisa lebih bertanggung jawab atau aware (waspada) dengan isu perubahan iklim. Makanya gerakan ini menampilkan logo tapak kaki yang bermakna bahwa perjalanan bisa membawa positif atau negatif," kata Nalendra.
Terkait hal itu, Menparekraf Sandiaga Uno mengatakan bahwa logo gerakan tersebut merupakan milik bersama dalam upaya memerangi perubahan iklim di sektor pariwisata. Logo itu bisa digunakan untuk memberi pemahaman tentang isu berkelanjutan kepada audiens.
"Ini bisa jadi menarik karena sosialisasinya bisa dihubungkan dengan gaya hidup dan fesyen," kata Sandiaga.
Baca juga: CSIS: Dunia akui perubahan iklim bakal jadi tantangan terbesar
Perwakilan dari Aliansi Pariwisata Regeneratif Indonesia lainnya, Mohammad Bijaksana Junoresano, mengatakan bahwa secara jangka pendek dan riil, gerakan itu berupaya menggandeng Pemerintah untuk menginisiasi pertemuan dengan sejumlah pemangku kepentingan termasuk pula influencer atau pemengaruh untuk berpartisipasi melawan perubahan iklim.
"Kami ingin minta bantuan Pemerintah mengundang 100 influencer Indonesia dan 100 perusahaan industri pariwisata untuk duduk dan bicara bersama. Kalau Mas Menteri yang mengajak, pasti semua datang. Kedua, kami ingin logo ini dipakai secara inklusif oleh semua pelaku pariwisata, " kata Juneresano.
Junoresano menjelaskan bahwa Indonesia sangat kaya potensi wisata bermodalkan keindahan alam. Kendati begitu, mereka masih mengamati adanya temuan dari salah satu situs perjalanan wisata internasional ternama, Trip Advisor, yang menampilkan testimonial negatif terkait lokasi wisata yang tidak bersih di Indonesia.
"Misalnya dari Trip Advisor bisa ditemukan tempat wisata yang hanya mendapatkan satu dari lima bintang karena lokasi tersebut banyak sampah. Hal ini sungguh menyedihkan bagi kami. Karena itulah kami mengajak semua pihak untuk mengubah citra itu," kata Juneresano.
Dia juga mengajak generasi muda untuk aktif dalam gerakan kampanye "Kita Mulai Sekarang" dengan memiliki kepedulian untuk tidak mengotori lokasi wisata.
"Tentu yang bisa dilakukan anak muda kalau datang ke tempat wisata sebisa mungkin bukan sekadar tidak membuang sampah, namun juga ikut memungut sampah ketika melihatnya. Perubahan perilaku dan budaya tersebut bersifat regeneratif dan perlu kerja keras," kata Junoresano memaparkan.
Baca juga: Petani kopi atasi dampak perubahan iklim dengan pola tanam organik
Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenparekraf Vinsensius Jemadu mengatakan mereka melihat kampanye "Kita Mulai Sekarang" sebagai gerakan bersama secara global yang harus diperjuangkan secara masif.
"Betapa besar ketergantungan kita terhadap alam. Perlu dukungan terhadap teman-teman dari Aliansi Regeneratif Pariwisata Indonesia ini yang memang beranggotakan beberapa komunitas bersama-sama merumuskan konsep atau roadmap (peta jalan) bagaimana kita bisa menjaga alam dari sekarang," kata Vinsensius.
Baca juga: KLHK gandeng Sulteng bantu turunkan emisi gas rumah kaca
Baca juga: Sejumlah anak muda ingin krisis iklim jadi topik kampanye Pemilu 2024
Baca juga: Indonesia serius tangani sampah
Pewarta: Ahmad Faishal Adnan
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023