Ambon (ANTARA) - Sebanyak 59 bahasa di 22 provinsi di Indonesia menjadi sasaran program revitalisasi bahasa daerah yang dijalankan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi pada tahun 2023.
"Tahun ini provinsi yang akan dilakukan revitalisasi bahasa daerah bertambah dari 13 provinsi di Indonesia dengan 39 bahasa menjadi 22 provinsi dengan 59 bahasa," kata Sekretaris Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Hafidz Muksin dalam rapat koordinasi revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Maluku yang berlangsung di Kota Ambon, Senin.
Ia mengatakan bahwa Maluku termasuk provinsi yang menjadi sasaran program revitalisasi bahasa daerah. Ada lima bahasa daerah Maluku yang menjadi target revitalisasi selama tahun 2023.
Sasaran revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Maluku meliputi tiga bahasa yang menjadi target revitalisasi tahun 2022 (bahasa Kei, Buru, dan Yamdena) serta dua bahasa yang ditambahkan pada 2023 (bahasa Seram dan Tarangan Barat).
"Revitalisasi bahasa daerah di Provinsi Maluku telah menumbuhkan kecintaan anak-anak sebagai penutur muda terhadap bahasa daerahnya. Hal tersebut tampak nyata pada pelaksanaan Festival Tunas Bahasa Ibu yang diikuti dengan sukacita dan kegembiraan oleh anak-anak SD dan SMP," kata Hafidz.
Ia mengemukakan bahwa program revitalisasi bahasa daerah dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik daerah dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk guru, maestro, pegiat pelindung bahasa dan sastra daerah, serta keluarga.
Baca juga:
Kantor Bahasa Maluku berupaya merevitalisasi bahasa Seram dan Tarangan
Nadiem dorong pembudayaan bahasa daerah lewat revitalisasi
Pewarta: Penina Fiolana Mayaut
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023