Ternate (ANTARA) - Istri almarhum Sultan Ternate ke-48, Nita Budhi Susanti, tiba di Kota Ternate, Maluku Utara (Malut), sekaligus membawa dua anak kembar yang dianggapnya merupakan penerus Kesultanan Ternate.

"Kehadiran saya di Ternate merupakan permintaan massa adat Kesultanan Ternate sekaligus membawa dua anak kembar, yakni Kolano Madoru Gajah Mada Satria Nagara Mudaffar Sjah dan Kolano Madoru Ali Muhammad Tajul Mulk Mudaffar Sjah," kata Nita Budhi Susanti, Istri almarhum Sultan Ternate ke-48 di Ternate, Senin.

Hal tersebut disampaikan Nita Budhi Susanti, setelah tiba di Kota Ternate pada Ahad (12/3) kemarin, setelah delapan tahun meninggalkan Ternate dan berziarah ke makam suaminya Sultan Mudaffar Sjah.

Dia menyebutkan kehadirannya di Ternate paling tidak telah menjadi pengobat kerinduan masyarakat adat yang selama ini menurutnya seperti anak ayam yang kehilangan induknya.

Baca juga: Ribuan warga meriahkan Tradisi Malam Ela-ela di Kesultanan Ternate

Baca juga: Dua kubu di Kesultanan Ternate terlibat konflik

Bahkan, Nita mengaku terus diminta pulang ke Ternate oleh masyarakat adat, baik yang ada di Pulau Hiri maupun di Dufa-Dufa, sehingga dirinya memilih menetap sementara di Hiri karena dirasa lebih aman, dan saya pernah diambil sumpah sebagai Boki dan Wali Kolano juga di Hiri.

Nita mengakui, status dua anaknya sebagai Kolano Madoru sudahlah jelas. Bahkan, di saat usia 45 hari, kedua anak kembar ini telah melalui prosesi sinonako sebagai pewaris tahta Kesultanan Ternate langsung oleh Sultan Mudaffar Sjah.

"Mulai mereka umur 45 hari sudah sinonako untuk penerus Sultan Mudaffar Sjah. Nanti saya kembalikan ke masyarakat adat maunya gimana," ujarnya.

Dia menyatakan sampai saat ini masyarakat adat masih berpegang teguh dengan jaib kolano atas status Kolano Madoru. Hak veto yang dianggap paling sakral itu yang juga menjadi alasan saya mau kembali ke Ternate bersama kedua putra kembar.

Selain itu, Nita mengklaim bahwa statusnya pun masih sah sebagai Wali Kolano selama kedua anak kembarnya belum baligh. Hubungannya dengan beberapa anak dari istri lain mendiang suaminya diakui masih tetap terjalin baik, dan menganggapnya sebagai seorang ibu. Apalagi dia juga punya anak dari perkawinannya dengan Sultan Mudaffar Sjah.

Nita melanjutkan bahwa kasus pidana pemalsuan asal-usul putra kembar yang pernah menyeretnya, merupakan sebuah ujian yang telah dia lalui. Ia menyebut kasus itu sebagai kezaliman, karena persoalan hukum adat yang dibawa ke ranah hukum positif.

Meski begitu, penilaiannya pidana yang dilaluinya itu tidak mempengaruhi hukum adat yang diyakini oleh masyarakat adat Kesultanan Ternate. Persoalan hukum positif itu pun tidak dapat mengubah status Kolano Madoru putra kembarnya, karena mereka punya bukti kuat tentang status hak ini.

Mereka punya video penobatan, kalau akta kelahiran misalnya ditahan untuk menghilangkan haknya Kolano Madoru, itu hukum negara. "Artinya, tinggal dicetak dari internet, bisa juga. Kamu tahan apanya, kita bisa ambil di internet. Artinya, maunya sudah selesailah Kolano Madoru, padahal tidak seperti itu," ujarnya

Sementara itu, Rizal Effendi, Perangkat Kesultanan Ternate pimpinan Sultan Hidayatullah Mudaffar Sjah ke-49 menyatakan kunjungan Nita Budhi Susanti yang merupakan istri mendiang Sultan Ternate ke-48 Mudaffar Sjah tidak mengganggu kepemimpinan Sultan saat ini.

"Saat ini, Kesultanan Ternate fokus menjalankan berbagai program pariwisata dan budaya, sehingga tidak terlalu persoalkan kehadiran Nita Budhi Susanti di Ternate, karena selama berada di Ternate sesuai agenda hanya berziarah ke makam Sultan Ternate ke-48," ujarnya.

Sedangkan, Kepala Seksi Humas Polres Ternate, Iptu Wahyuddin menjelaskan, Polres Ternate menerjunkan sebanyak 200 personel untuk mengamankan kegiatan Nita Budhi Susanti, istri mendiang Sultan Mudaffar Sjah selama berada di Kota Ternate.*

Baca juga: Polres memediasi dua kubu di Kesultanan Ternate

Baca juga: Prosesi Kololi Kie Kesultanan Ternate diiringi dzikir dan doa

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023