"Zaman Pak Harto semua murah, keamanan terjamin dan hasil pembangunannya jelas. Dia membuat jalan tol. Kenapa tidak diberi maaf sih," kata Uci.
Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat kecil menghendaki penghentian pengusutan kasus hukum mantan Presiden Soeharto, mengingat kondisi kesehatan dan jasanya saat memimpin negeri Indonesia, meskipun ada elemen masyarakat atau organisasi mendesak pemerintah menyelesaikan proses hukumnya.Eko P (32), warga Klender, Jakarta Timur, yang berprofesi sebagai sopir taksi di Jakarta, Rabu, mengatakan, semestinya Soeharto diampuni saja karena telah memberikan hal terbaik buat Indonesia, walau dalam pelaksanaannya ada kesalahan dan itu manusiawi."Jasa Pak Harto banyak juga sebagai penonggak pembangunan di negeri ini, marilah kita lihat itu. Seperti sumbangan dan bantuan ternak, kok dilupakan begitu saja," terang Eko yang juga pernah bekerja di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) itu. Saat ini, lanjut pria yang pernah bekerja di Malaysia itu, memang banyak yang melakukan aksi demonstrasi untuk mengusut kasus Soeharto, tetapi perlu juga dilihat siapa mereka dan kebanyakan terkait politik saat itu, sedangkan rakyat biasa termasuk dirinya tidak pernah mempedulikan.Lina (30), warga Jalan Jati Pasar Raya, Jakarta Timur, berharap Soeharto diampuni saja karena pernah memajukan negeri ini, meskipun dalam memimpin `diganggu` anak-anaknya dan orang terdekatnya. "Dia pernah berjasa buat negara. Allah saja pemaaf, mengapa kita sebagai manusia tidak bisa memberikan itu," tutur wanita berkerudung, yang juga mantan pegawai bank swasta dan kini membuka warung makan. Uci (64), pedagang buah-buahan di Pasar Baru, Jakarta Pusat, asal Bogor, Jawa Barat, mengaku era Soeharto lebih baik dibandingkan kepemimpinan presiden selanjutnya. "Zaman Pak Harto semua murah, keamanan terjamin dan hasil pembangunannya jelas. Dia membuat jalan tol. Kenapa tidak diberi maaf sih," terang lelaki beranak empat dan delapan cucu itu. Darmanto, nelayan di Cilincing, Jakarta Utara, walau mengaku tidak mengikuti proses hukum mantan penguasa lebih dari 30 tahun itu, tetapi teringat pada era kepemimpinannya. "Zaman Pak Harto harga minyak tanah dan solar serta sembako murah, tetapi sekarang semua mahal bagaimana ini," kata dia, saat ditemui sedang beristirahat di bilik bambu di tepi Sungai Cakung, Cilincing. Menyinggung apakah Soeharto layak dihukum atas dugaan korupsi, Darmanto mengatakan tidak perlu karena selain sudah tua juga memiliki jasa buat Indonesia. Sementara Deni (28), warga Teluk Gong, Jakarta Utara, mengatakan, banyak masyarakat yang tidak setuju kasus Soeharto dihentikan, dan itu menjadi tugas berat bagi pemerintah. "Proses hukum harus ditegakkan, namun perlu juga melihat sisi lainnya agar semua berjalan baik sesuai mekanisme dan aturan yang ada," tegas lajang yang bekerja di sebuah perusaaan perdagangan umum itu. Namun, lanjut dia, secara pribadi dirinya meminta pemerintah memberikan kebebasan melihat jasa dan hasil kerjanya selama memimpin negeri ini. "Pengusutan harta kekayaan Soeharto, lebih baik ditelusuri dari para kerabat dan kroninya dulu," terang dia.(*)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006