Makassar (ANTARA) - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin pada Senin melayat ke rumah keluarga Dokter Mawartih Susanty di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.

Dokter spesialis paru-paru Mawartih Susanty pada Kamis (9/3) ditemukan meninggal dalam keadaan yang tidak wajar--mulutnya berbusa dan badannya lebam-- di rumah dinasnya di Kota Nabire, Provinsi Papua Tengah.

"Kami menyampaikan turut berduka cita yang mendalam atas wafatnya Dokter Mawar. Dokter Mawar ini adalah anggota keluarga Kemenkes, karena Beliau mendapatkan beasiswa untuk mengambil dokter spesialisnya di UNAIR selama empat tahun," kata Menkes di rumah duka di Jalan Manuruki II, Kecamatan Tamalate, Kota Makassar.

Dia menambahkan, Dokter Mawartih menjalankan tugas di Papua setelah menyelesaikan pendidikan.

"Itu menjadi dedikasi Beliau yang luar biasa di sana. Dan sebenarnya, masa dinasnya sudah selesai pas kejadian kemarin itu. Jadi, Beliau dalam perjalanan pulang untuk bisa bekerja di tempat yang Beliau inginkan selepas ikatan dinasnya selesai," katanya.

Budi mengatakan bahwa Kementerian Kesehatan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk memastikan pemeriksaan perkara kematian Dokter Mawartih dilakukan secara transparan.

Dia juga menyampaikan bahwa musibah yang menimpa Dokter Mawartih menunjukkan pentingnya peningkatan pengamanan bagi petugas kesehatan yang bertugas di daerah pedalaman.

"Saya ingin sampaikan bahwa kejadian ini memberikan inspirasi pada kita, bahwa Dokter Mawar memberikan contoh bagaimana dia berdedikasi melayani kesehatan masyarakat, tapi perlu ditingkatkan keamanannya," tuturnya.

Menteri Kesehatan saat mengunjungi rumah duka memberikan uang duka kepada keluarga Dokter Mawartih.

"Dan juga surat penghargaan langsung dari saya pada keluarga atas baktinya kepada negara," katanya.

Baca juga:
60 persen puskesmas di Papua belum mempunyai tenaga dokter

Kalimantan Utara lanjutkan layanan "dokter terbang" di pedalaman

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2023