Jakarta (ANTARA News) - Tentara Nasional Indonesia (TNI) tidak akan mengirimkan bantuan militer ke Timor Timur (Timtim) berkaitan dengan memanasnya situasi keamanan di negara tersebut, seperti yang ditawarkan Australia dan Selandia Baru.
"Kita tetap hanya sebatas mewaspadai apa yang mungkin terjadi akibat memanasnya situasi di
Timor Leste," kata Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Laksamana Muda Sunarto Sjoekronoputra kepada ANTARA News di Jakarta, Rabu.
TNI, lanjut dia, belum akan mengirimkan bantuan militernya termasuk penambahan pasukan ke perbatasan RI-Timtim
(Timor Leste) mengingat situasi di sekitar wilayah perbatasan tersebut masih dapat dikendalikan.
Hal senada diungkapkan Kepala Staf Angkatan Darat (Kasad), Jenderal TNI Djoko Santoso, yang menegaskan bahwa tidak ada penambahan pasukan ke di wilayah perbatasan RI-Timtim sepanjang 230 km tersebut.
"Kita tidak akan melakukan penambahan pasukan. Pengamanan di perbatasan sebanyak tiga batalyon sudah cukup memadai untuk mengantisipasi berbagai kemungkinan menyusul konflik di sana," ujarnya.
Kantor Berita Prancis (AFP) melaporkan terjadinya baku tembak di Timtim dalam dua hari terakhir ini, bahkan pada Selasa (23/5) mengakibatkan jatuhnya korban jiwa, termasuk seorang polisi setempat.
Selain itu, AFP melaporkan bahwa Pemerintah Selandia Baru dan Australia menyatakan keinginannya untuk mengirimkan pasukan militer guna membantu pemulihan keamanan di Timtim yang merdeka pada 2002.
Timtim adalah bekas wilayah jajahan Portugis selama sekira 500 tahun yang ditinggalkan begitu saja pada 1975, dan rakyatnya pada 1976 berintegrasi dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), walau mayoritas penduduk memilih merdeka melalui jajak pendapat di bawah naungan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 1999. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006