Jakarta (ANTARA) - Kepala Subdit Admisi Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Unggul Wasiwitono mengatakan program kelas internasional di ITS bertujuan untuk menyiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing secara global.
"Kalau dulu mungkin kita hanya bersaing antarlulusan Indonesia saja. Kalau sekarang, orang luar negeri juga bisa kerja di Indonesia. Kami siapkan lulusan-lulusan IUP (International Undergraduate Program) ini agar bisa bersaing internasional, secara global," kata dia saat ditemui ANTARA di pameran pendidikan "IUP ITS Edufair 2023 di Jakarta, Sabtu (11/3).
Ia menuturkan program IUP yang telah berjalan di ITS sejak tahun 2019 ini menawarkan kesempatan kepada para mahasiswanya untuk berkuliah di luar negeri dengan metode joint degree maupun student exchange.
Ada 18 program studi yang dapat dipilih mahasiswa dalam kelas internasional ini.
Baca juga: ITS gelar pameran pendidikan di Jakarta kenalkan kelas internasional
Mahasiswa yang mengikuti kuliah pada program joint degree akan mendapatkan dua ijazah dari ITS dan dari perguruan tinggi mitra luar negeri.
Menurut Unggul Wasiwitono, biaya untuk mengikuti program joint degree ini lebih murah jika dibandingkan dengan berkuliah di luar negeri.
"Dengan mengikuti joint degree, mereka bisa mendapatkan dua ijazah di mana pembiayaannya hanya separuh di ITS, kemudian separuh di universitas mitra. Lama kuliah dua tahun di ITS, dua tahun di kampus luar negeri," kata Unggul Wasiwitono.
Sementara mahasiswa yang memilih student exchange akan mendapatkan kesempatan kuliah di luar negeri selama dua semester di kampus pilihan mahasiswa.
Dalam International Undergraduate Program (IUP) ini, ITS bermitra dengan puluhan kampus ternama di luar negeri.
Baca juga: Mensos dorong inovasi mahasiswa ITS untuk daerah tertinggal
Baca juga: Ikatan Alumni ITS beri rekomendasi pembangunan Indonesia
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2023