Lampung sebagai daerah penghasil ubi kayu memiliki potensi limbah batangnya sebanyak 1,2-1,4 juta ton
Bandarlampung (ANTARA) - Pengamat pertanian Irwan Sukri Banua menilai pakan ternak berbasis batang singkong perlu dikembangkan guna memanfaatkan potensi besar limbah ubi kayu tersebut khususnya di Lampung.
"Sektor pertanian secara luas dalam beberapa tahun ini membaik dan bertumbuh, jadi harapannya pembangunan pertanian ini tetap diutamakan," ujarnya di Bandarlampung, Lampung, Sabtu.
Ia mengatakan Lampung sebagai daerah penghasil ubi kayu memiliki potensi limbah batangnya sebanyak 1,2-1,4 juta ton.
"Batang singkong ini limbahnya mencapai 1,2-1,4 juta ton, ini tidak boleh dibiarkan membusuk terlalu lama, lalu jadi sumber hama penyakit. Dan, untuk menyingkirkannya saja membutuhkan biaya mahal Rp1 juta per hektare. Jadi, pemanfaatan ini menjadi pakan ternak harus dikembangkan," katanya.
Dia melanjutkan pemanfaatan limbah batang ubi kayu menjadi pakan ternak tersebut, dapat segera dilakukan dengan adanya pengembangan teknologi perajang batang singkong yang telah dipatenkan.
"Melalui teknologi tersebut batang singkong akan dibentuk menjadi beras singkong untuk pakan sapi serta kambing. Biasanya, kalau diberi utuh (batang singkong), ternak tidak mau memakannya, tapi kalau sudah jadi beras, ternak lahap sekali dan ini sudah diuji coba di delapan kabupaten," ucapnya.
Ia menjelaskan pengembangan pengolahan batang singkong tersebut menjadi salah satu cara mengatasi persoalan di bidang pertanian, khususnya bagi penyediaan pakan ternak saat musim kemarau.
"Biasanya peternak kita (di Lampung), kalau musim kemarau bisa mencari hijauan pakan ternak sampai ke Bengkulu serta Sumatera Selatan. Dengan inovasi ini yang harganya murah hanya Rp200-400 per kilogram saja ternak dapat makanan sehat," tambahnya.
Menurut dia, bila produksi limbah batang ubi kayu masih berlebih, maka bisa diolah menjadi silase biomassa yang dicampur oleh multinutrient sauce untuk meningkatkan bobot ternak.
"Silase biomassa ini sudah dicoba di Kabupaten Lampung Timur, Tulang Bawang, Lampung Selatan, dan Lampung Barat. Dari sini terlihat peningkatan bobot harian sapi. Kalau tanpa itu hanya 0,33 per kilogram per ekor per hari, tapi dengan pakan berbasis batang singkong bisa mencapai 0,67 kilogram per ekor per hari. Ini juga memberi peluang terhadap peningkatan produksi daging di Lampung," ujar dia.
Baca juga: Kementan: Diversifikasi harus dilakukan antisipasi krisis pangan
Baca juga: BRIN dorong diversifikasi pangan dari ubi kayu kurangi konsumsi beras
Baca juga: Dosen Unej manfaatkan kulit singkong sebagai pakan ternak
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023