“Kami sedang mengurus izin untuk memperbaharui platform layanan digital kami menjadi aplikasi mobile banking. Sebelumnya kami membeli mobile banking dari vendor jadi kalau dikembangkan, perlu dana yang lumayan besar,” katanya dalam webinar LPPI “Kutak-Katik Ekosistem Digital BPD”, Jumat.
Ia berharap dokumen perizinan untuk peluncuran aplikasi tersebut dapat dikumpulkan pada Bank Indonesia di minggu depan.
Bank Nagari telah memulai proses digitalisasi pada 2016 dengan meluncurkan mesin EDC, ATM tarik-tunai, SMS banking, hingga layanan mobile banking.
Literasi digital nasabah yang masih rendah dan jaringan internet menjadi dua tantangan untuk meningkatkan jangkauan layanan digital Bank Nagari terhadap nasabah.
“Di beberapa daerah, seperti di perbatasan, sinyal internet masih H. Jadi masyarakat di sana masih menggunakan SMS Banking karena sudah nyaman juga,” katanya.
Untuk itu Bank Nagari terus memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat terkait teknologi digital agar masyarakat dapat mengadopsi layanan perbankan digital secara aman setelah infrastrukturnya lebih siap.
Bank Nagari juga terus membangun ekosistem digital di daerah operasional mereka agar nantinya lebih banyak masyarakat yang bisa merasakan kemudahan layanan perbankan digital, misalnya dengan bekerja sama bersama pemerintah daerah, komunitas, sekolah, hingga universitas.
“Kita juga bekerja sama dengan masjid di Sumatera Barat untuk menyediakan QRIS yang bisa digunakan nasabah saat ingin memberikan sumbangan,” imbuhnya.
Baca juga: Laba Bank Nagari galami pertumbuhan sebesar 17,73 persen pada 2022
Baca juga: Anggota DPRD: Sembilan kada tak setuju Bank Nagari jadi bank syariah
Baca juga: BPJS Kesehatan gandeng Bank Nagari permudah peserta bayar iuran
Pewarta: Sanya Dinda Susanti
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2023