Yogyakarta (ANTARA News) - Gunung Merapi (2965 mdpl) pada Rabu sekitar pukul 08.30 WIB kembali meluncurkan awan panas yang disertai hujan abu ke arah selatan yakni Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Menurut Heru, pengamat di Pos Pengamatan Gunung Merapi (PGM) Kaliurang, Kabupaten Sleman, awan panas kali ini memiliki jarak luncur 2 km mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Meskipun membawa hujan abu, katanya, tetapi jarak luncur awan panas ini lebih pendek dibanding beberapa menit sebelumnya yang juga mengarah ke hulu Kali Krasak dan Boyong. Sementara Suparmi, warga Ngipiksari, Desa Hargobinangun, Pakem, yang juga menyaksikan luncuran awan panas itu mengatakan hujan abu kali ini cukup tebal. Menurut dia, pagi ini hujan abu sudah turun dua kali, dan bekas hujan abu ini terlihat jelas di genteng, tanaman dan badan kendaraan umum yang parkir di pintu gerbang obyek wisata Kaliurang. Selain Suparmi beberapa warga juga terlihat antusias menyaksikan luncuran awan panas di Desa Hargobinangun yang berjarak sekitar 10 km dari puncak Merapi. Di tempat itu, mereka juga merasakan hujan abu. Beberapa warga di Ngipiksari yang berjarak sekitar 8 km dari puncak Merapi mengatakan tidak memiliki masker untuk menghindari udara berabu karena mereka tidak mendapatkan jatah dari Satlak Penanggulangan Bencana Merapi Kabupaten Sleman. Menurut Suparmi, pada saat aktivitas Merapi dalam status siaga setiap RT mendapat jatah 100 masker, padahal di desanya tiap RT memiliki sekitar 178 warga sehingga sebagian warga tidak kebagian masker. Selama hujan abu turun, warga tampak tidak khawatir meskipun harus sering menutup hidung agar tidak menghirup abu. Seorang warga yang tinggal di dekat obyek wisata Telogo Nirmolo, Kaliurang, mengatakan hujan abu yang turun kali ini lumayan tebal sehingga tanaman di sekitar rumahnya seperti disiram tepung. Saat mengeluarkan hujan abu, puncak Gunung Merapi terlihat seperti tertutup kabut berwarna keabuan.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2006