Singapura (ANTARA) - Minyak turun untuk sesi keempat di perdagangan Asia pada Jumat sore, menuju kerugian mingguan terbesar dalam lima minggu di tengah kekhawatiran tentang prospek kenaikan suku bunga yang tajam di Amerika Serikat yang memperlambat pertumbuhan ekonomi dan menekan permintaan bahan bakar.
Minyak mentah berjangka Brent merosot 39 sen atau 0,5 persen, menjadi diperdagangkan di 81,20 dolar AS per barel pada pukul 07.45 GMT. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS tergelincir 58 sen atau 0,8 persen, menjadi diperdagangkan di 75,14 dolar AS per barel.
Ekspektasi kenaikan suku bunga lebih lanjut di ekonomi terbesar dunia dan di Eropa telah mengaburkan prospek pertumbuhan global dan mendorong kedua harga acuan minyak mentah turun lebih dari 5,0 persen sepanjang minggu ini, penurunan terburuk sejak awal Februari.
Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell telah memperingatkan tentang kenaikan suku bunga yang lebih tinggi dan berpotensi lebih cepat, dengan mengatakan bahwa Fed salah pada awalnya mengira inflasi bersifat "sementara" dan terkejut oleh kekuatan pasar tenaga kerja.
Pasar tenaga kerja masih terlihat ketat, bahkan setelah jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran meningkat paling banyak dalam lima bulan minggu lalu.
"Investor menjadi semakin berhati-hati," kata analis dari Haitong Futures dalam sebuah catatan.
Data ketenagakerjaan AS yang lebih luas yang akan dirilis pada Jumat tampak sebagai barometer penting kesehatan pasar tenaga kerja AS dan arah suku bunga.
"Semua mata tertuju pada data AS yang akan dirilis hari ini, panduan paling penting sebelum The Fed mengeluarkan kenaikan suku bunga," kata analis Haitong, dikutip dari Reuters.
Di sisi pasokan, Amerika Serikat dilaporkan secara pribadi mendesak beberapa pedagang komoditas untuk menghilangkan kekhawatiran tentang pengiriman minyak Rusia yang dibatasi harga dalam upaya untuk menopang pasokan, yang menunjukkan lebih banyak minyak Rusia mungkin mengalir ke pasar.
Investor memantau dengan cermat pemotongan ekspor dari Rusia, yang memutuskan untuk memangkas produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari pada Maret.
Reuters minggu ini melaporkan bahwa Rusia berencana untuk memotong ekspor minyak dan transit dari pelabuhan baratnya pada Maret sebesar 10 persen setiap hari mulai Februari.
Baca juga: Minyak sedikit berubah di awal sesi Asia, khawatir kenaikan suku bunga
Baca juga: Minyak jatuh ke level terendah dua minggu karena khawatir resesi
Baca juga: Kesepakatan minyak India dan Rusia rusak dominasi dolar puluhan tahun
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2023