Sekarang persoalan pertama sudah selesai, teknologinya sudah ketemu dengan kultur jaringanKebumen, Jawa Tengah (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan Budi Daya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) TB Haeru Rahayu mengungkapkan bakal ada proyek percontohan modern untuk komoditi rumput laut di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
Baca juga: KKP lakukan evaluasi hilirisasi rumput laut
Adapun rencananya, pengembangan rumput laut di Wakatobi bakal mengedepankan kelestarian lingkungan dengan tidak menggunakan plastik sebagai tali mengikat rumput laut, melainkan menggunakan batok kelapa sehingga meminimalisir potensi mikro plastik yang muncul di perairan.
"Tapi secara ekonomi ini masih mahal. Kalau plastik ini masih Rp500 kalo batok Rp2.500. Masih cukup tinggi. Tapi kita masih cari tingkat keekonomian yang murah. Tapi isu lingkungan menjadi sangat penting," ujarnya.
Hal tersebut ia sampaikan menyusul posisi RI yang kalah dari China dalam memasok produk hilir rumput laut dunia yang turut disorot Presiden Jokowi.
"Sekarang persoalan pertama sudah selesai, teknologinya sudah ketemu dengan kultur jaringan," ujarnya.
Kendala lain yang dihadapi adalah produk yang dijual masih berupa bahan mentah sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.
Kedua, lanjut dia, persoalan di hilir yakni penjualan masih mengandalkan bahan mentah dengan prosentase sebesar 60-70 persen.
Untuk itu, pihaknya membutuhkan off taker yang membeli rumput laut Indonesia serta membangun pabrik untuk mengolah rumput laut.
"Di hilirnya kita butuh off taker yang mau membeli kemudian dia mau membangun pabrik supaya yang dijual tidak rumput laut mentah kering tapi minimal jadi ATC (Alkali Treated Chip Cottonii)," imbuhnya.
Baca juga: KPKP Kepulauan Seribu dorong pengembangan rumput laut di Pulau Pramuka
Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023