Presiden Brazil akan tengahi pemerintah dan oposisi Venezuela

Brasilia (ANTARA) - Presiden Brazil Luiz Inacio Lula da Silva telah mengutus penasihat hubungan luar negerinya untuk bertemu Presiden Venezuela Nicolas Maduro sebagai salah satu langkah mengupayakan dialog antara pemerintah dan oposisi Venezuela.

Pertemuan antara penasihat Lula, Celso Amorim, dengan Maduro yang berlangsung Rabu (8/3) itu dilangsungkan secara rahasia dan baru diketahui publik setelah Maduro menyebarluaskan foto pertemuan tersebut lewat akun Twitter-nya.

Amorim juga bertemu dengan para penentang Maduro, termasuk Gerardo Blyde, pengacara yang mewakili oposisi dalam berunding dengan pemerintah.

Sumber-sumber pegawai pemerintah Brazil yang mengetahui kunjungan Amorim ke Venezuela, mengatakan kunjungan tersebut dirahasiakan untuk mencegah spekulasi terkait tujuannya, yaitu mendialogkan kedua pihak berseteru sebelum pemilu Venezuela tahun depan.

Amorim, yang mantan menteri luar negeri Brazil, merupakan pejabat tinggi pertama yang secara terbuka bertemu dengan baik Maduro maupun oposisi Venezuela.

Setelah menjabat presiden 1 Januari lalu, Lula memulihkan hubungan diplomatik dengan Venezuela yang diputus oleh presiden sebelumnya yang berhaluan kanan-jauh, Jair Bolsonaro.

Walau demikian, Lula mengaku prihatin atas ketiadaan pemilu dan suksesi kepemimpinan yang bebas di negara anggota OPEC yang sedang dirundung krisis ekonomi dan politik itu.

Pada 2018, Maduro kembali memenangkan pemilu yang menurut pengamat internasional sarat kecurangan, politik uang, dan merintangi calon-calon dari oposisi.

Lula menganggap dirinya bisa menjadi penengah yang baik dalam menyelesaikan krisis di Venezuela karena haluan politik kirinya dan hubungan baik dengan presiden Venezuela sebelumnya, Hugo Chavez.

"Kita perlu memperlakukan Venezuela dengan hormat walau menginginkan negara tersebut sedemokratis mungkin. Saya juga menyokong pergantian kekuasaan bukan hanya untuk saya, tapi juga untuk Venezuela," kata Lula dalam kampanye pemilu presiden tahun lalu.

Sumber: Reuters