Perseroan menargetkan akan menambah kapasitas 3.000 hektare (ha) lahan baru pada 2023 yang berlokasi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

Jakarta (ANTARA) - PT Nusantara Sawit Sejahtera Tbk (kode saham: NSSS) menargetkan laba mencapai Rp100 miliar pada 2023 setelah perseroan resmi mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Presiden Direktur NSSS Teguh Patriawan di Main Hall BEI, Jakarta, Jumat, mengungkapkan bahwa laba perseroan sepanjang 2022 tercapai sebesar Rp60 miliar.

Selain itu, pihaknya menargetkan pendapatan perseroan mencapai Rp1,4 triliun pada 2023, dari sebelumnya tercapai sebesar Rp1,2 triliun pada 2022.

Baca juga: Nusantara Sawit resmi IPO, raih dana Rp453,1 miliar.

Perseroan menargetkan akan menambah kapasitas 3.000 hektare (ha) lahan baru pada 2023 yang berlokasi di Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah, dan Kabupaten Gunung Mas, Kalimantan Tengah.

“Kami harapkan dari kedua kabupaten itu kira- kira sekitar dua ribu hektare dari Kabupaten Kapuas dan seribu hektare dari Kabupaten Gunung Mas,” ujar Teguh.

Teguh mengatakan perseroan akan mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp200 miliar untuk menambah pabrik dan membuka lahan baru. “Sebesar 30 hingga 40 persen (belanja modal) akan diambil dari kas internal,’ ujar Teguh.

Emiten industri kelapa sawit ini resmi mencatatkan saham perdana di BEI dengan berhasil meraih dana hasil penawaran umum senilai Rp453,1 miliar.

"Harga perdana saham NSS ini sebesar Rp127 per lembar. Itu berarti dana yang kami himpun melalui IPO saham ini sebesar Rp453,165 miliar," ujar Teguh.

Baca juga: Menko Airlangga terus akselerasi peremajaan sawit rakyat

Teguh menjelaskan perseroan menawarkan sebanyak 3,5 lembar miliar saham atau 15 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan, dengan harga penawaran Rp127 setiap saham dan mencatatkan oversubscribed sekitar 13,9 kali.

BEI mencatat hingga 3 Maret 2023 telah terdapat 23 perusahaan yang mencatatkan saham perdana di pasar modal Indonesia, dengan dana dihimpun mencapai Rp11,2 triliun, dan terdapat 33 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI.

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023