Banda Aceh (ANTARA) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Aceh menyebut dua anak di provinsi itu terkonfirmasi positif menderita lumpuh layu akibat virus polio yang saat ini terus mendapatkan penanganan medis dari petugas kesehatan.
"Iya (mereka) lumpuh layu karena (virus) polio,” kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Aceh Iman Murahman di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan kasus polio tersebut menyerang anak berusia 4 tahun di Kabupaten Aceh Utara dan satu kasus lagi terdeteksi pada anak usia 3 tahun di Kabupaten Bireuen.
Baca juga: 1,1 juta anak di Aceh telah diimunisasi polio dosis kedua
Awalnya, bocah asal Aceh Utara tersebut diduga lumpuh layu akibat polio pada awal Januari 2023, sehingga petugas mengambil sampel tinja dan mengirim ke laboratorium di Jakarta untuk konfirmasi positif atau negatif polio.
Pada Januari 2023, petugas kembali mendeteksi seorang anak diduga positif polio di Bireuen, sehingga juga dilakukan hal yang sama. Pada Februari lalu diketahui hasil pemeriksaan laboratorium terhadap sampel itu menunjukkan bahwa kedua anak tersebut dinyatakan positif terjangkit polio.
"Tipenya juga sama seperti di Mane, Pidie, yaitu (polio) tipe dua. Malahan kalau kita lihat mutasi virusnya, lebih banyak mutasi yang di Aceh Utara dan Bireuen daripada yang di Mane," katanya.
Artinya, lanjut Iman, virus polio tersebut sudah lebih dulu ada di wilayah Aceh Utara dan Bireuen, sebelum terdeteksi di wilayah Mane, Pidie pada tahun lalu, yang kemudian menjadi dasar penetapan Kejadian Luar Biasa (KLB) polio di Aceh oleh Kementerian Kesehatan RI.
"Virus polio di Mane sebanyak 25 kali mutasi, di Aceh Utara 27 kali, dan Bireuen 34 kali mutasi," kata Iman.
Menurutnya, kondisi kedua anak tersebut tidak lebih parah dari kasus polio di Mane, Pidie. Kedua anak ini masih bisa berjalan sedikit lebih normal dibandingkan anak penderita lumpuh layu akibat polio di Mane yang terdeteksi tahun lalu.
Iman mengatakan anak di Aceh Utara tersebut juga sudah sempat menjalani pengobatan di salah satu rumah sakit di Kota Lhokseumawe, dan hingga kini masih terus melakukan fisioterapi.
Sementara kasus di Bireuen, kata dia, bocah tersebut bahkan sudah pernah mendapatkan imunisasi polio tetes dosis pertama dalam pelaksanaan Sub PIN polio di Aceh.
"Makanya, ini menjadi bukti bahwa satu dosis itu tidak bisa membuat si anak kebal, jadi Sub PIN polio di Bireuen pertengahan Desember 2022, dan dia terkena (polio) pada pertengahan Januari 2023," ujarnya.
Baca juga: Guru Besar UI soroti kasus penyakit PD3I yang jadi KLB
Baca juga: Empat penderita polio di Aceh masih menjalani perawatan dan terapi
Catatan Dinas Kesehatan Aceh, hingga kini ada tujuh anak terkonfirmasi positif polio di Aceh, yakni lima anak di wilayah Mane, Pidie, serta masing-masing satu orang di Bireuen dan Aceh Utara.
"Dari tujuh yang positif, tiga diantaranya menjadi kasus, karena kasus menggambarkan gejala, kalau yang positif bisa saja positif, tapi tidak bergejala, seperti di Mane," ujarnya.
Sedangkan seorang anak berusia 4 bulan asal Kabupaten Aceh Tengah beberapa waktu lalu diduga menderita lumpuh layu dinyatakan negatif polio berdasarkan hasil pemeriksaan sampel di laboratorium di Jakarta.
"Aceh Tengah memang bukan (polio), tapi karena gizi buruk, sehingga langkah (kakinya) kurang, tapi seiring waktu sudah aktif, kaki sudah aktif, sehingga tidak lumpuh layu seperti kasus polio yang positif," katanya.
Pewarta: Khalis Surry
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023