Jakarta (ANTARA News) - Rencana pemerintah Indonesia untuk melunasi utang IMF sebesar 7,8 miliar dolar AS mendapat dukungan kalangan DPR karena cadangan devisa Indonesia masih dalam level aman.
"Sisa cadangan devisa sebesar 35 miliar dolar AS masih cukup untuk membiayai impor selama 8 bulan" kata Rama Pratama, anggota Komisi XI DPR RI, Selasa di Jakarta.
Dia menyatakan kesetujuannya karena penundaan pembayaran utang IMF hanya akan menambah beban di tahun-tahun mendatang.
Seperti diketahui, sambungnya, dana pinjaman itu dinilai kurang bermanfaat dalam menstimulus pembangunan di Indonesia karena berbeda dengan pinjaman multilateral dan bilateral lain. Pinjaman IMF tidak dipergunakan di dalam APBN, tetapi hanya untuk memperkuat cadangan devisa.
"Selain itu, dengan lunasnya utang negara Brazil dan Argentina kepada IMF, akan ada ancaman kenaikan bunga utang sehingga menambah berat beban pembayaran utang bila ditunda," katanya.
Meski demikian, Rama memberi catatan agar pemerintah tetap menjaga stabilitas ekonomi dalam negeri.
Sementara itu, Rama mengharapkan koordinasi di antara menteri-menteri ekonomi ditingkatkan agar momentum ini bisa dimanfaatkan untuk membangun platform baru perekonomian Indonesia. Platform baru yang dimaksud adalah dengan mencari terobosan-terobosan baru sebagai sumber pendapatan negara.
Lebih jauh Rama yang juga anggota Panitia Anggaran DPR ini meminta agar pemerintah dapat mensukseskan program peningkatan jumlah wajib pajak dan tarif pajak efektif.
Di sektor lain seperti BUMN, diminta pemerintah dapat mengoptimalkan pendapatan pemerintah melalui dividen BUMN seta optimalisasi ekspor sektor migas dan nonmigas. Semua itu, tutur Rama membutuhkan political will dan koordinasi yang baik antara pemerintah sebagai otoritas fiskal dan Bank Indonesia selaku otoritas moneter.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006