Jakarta (ANTARA) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto memberikan arahan untuk merelokasi 100 kepala keluarga (KK) untuk mengurangi risiko longsor di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.
Arahan tersebut dikeluarkan setelah menggelar rapat koordinasi bersama Gubernur Kepulauan Riau H.Ansar Ahmad dan Bupati Natuna Wan Siswandi di Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Serasan yang juga menjadi Posko Tanggap Darurat Penanganan Bencana Tanah Longsor Natuna.
“Akan memindahkan 100 kepala keluarga di tempat yang baru,” kata Suharyanto dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Kepala BNPB minta prioritaskan cari korban longsor Natuna
Menurut Kepala BNPB, Pemerintah Kabupaten Natuna telah menyiapkan lahan yang akan menjadi lokasi relokasi. Tentunya, pihak BNPB akan melakukan koordinasi dengan beberapa kementerian dan lembaga seperti PUPR terkait pembangunannya.
"Tanahnya sudah ada. Kami sedang proses koordinasi dengan Kementerian PUPR,” terang Suharyanto.
Kepala BNPB juga memastikan bahwa proses pembangunan rumah relokasi warga terdampak tanah longsor Natuna akan dikerjakan sepenuhnya oleh Kementerian PUPR dengan pembiayaan dari BNPB. Program relokasi ini akan dilakukan setelah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi.
“Biasanya kalau terjadi bencana di tempat lain, untuk relokasi yang membangun rumah ini dilakukan PUPR, tentu saja bekerja sama dengan BNPB terkait penganggaran,” kata Suharyanto.
Baca juga: Pemkab Natuna sediakan lahan relokasi bagi korban tanah longsor
Baca juga: Pencarian korban longsor Natuna terkendala karena minimnya peralatan
Guna mempercepat proses relokasi tersebut, Kepala BNPB meminta kepada Pemerintah Kabupaten Natuna untuk melakukan pendataan. Sehingga, apabila telah memasuki masa rehabilitasi dan rekonstruksi, proses pembangunan dapat segera dimulai.
Adapun relokasi tersebut dilakukan setelah lebih dari 27 rumah lenyap bak "ditelan" tanah longsor di Kampung Genteng, Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna pada Senin (6/3). Tanah longsor itu menyebabkan 35 orang hilang, 15 meninggal dunia dan sebanyak 1.300 jiwa mengungsi.
Tingginya curah hujan, kondisi tanah yang labil dan area perbukitan dengan kemiringan yang curam menjadi beberapa faktor pemicu terjadinya bencana tanah longsor tersebut.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2023