Kartel minyak dan negara-negara anggotanya perlu mengetahui bahwa kami berkomitmen untuk menghentikan perilaku antipersaingan mereka

Washington (ANTARA) - Sekelompok senator AS bipartisan pada Rabu (8/3/2023) mengatakan mereka telah memperkenalkan kembali undang-undang untuk menekan kelompok produksi minyak Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) agar berhenti melakukan pengurangan produksi.

Apa yang disebut RUU Tanpa Kartel Penghasil dan Pengekspor Minyak atau NOPEC, diperkenalkan kembali oleh senator Chuck Grassley, seorang Republikan, dan Amy Klobuchar, seorang Demokrat, dan lainnya di Komite Kehakiman.

Jika disahkan oleh komite, baik kamar Kongres maupun ditandatangani oleh Presiden Joe Biden, NOPEC akan mengubah undang-undang antimonopoli AS untuk mencabut kekebalan kedaulatan yang telah melindungi anggota OPEC+ dan perusahaan minyak nasional mereka dari tuntutan hukum atas kolusi harga.

Baca juga: OPEC perkirakan pasar minyak global sedikit lebih ketat

Beberapa upaya untuk meloloskan NOPEC selama lebih dari dua dekade telah lama mengkhawatirkan pemimpin de facto OPEC Arab Saudi, membuat Riyadh melobi keras setiap kali versi RUU itu muncul.

RUU itu disahkan komite 17 empat tahun lalu setelah kelompok produsen OPEC+, yang dipimpin oleh Arab Saudi dan Rusia, setuju untuk memangkas produksi sebesar 2 juta barel per hari.

"Kartel minyak dan negara-negara anggotanya perlu mengetahui bahwa kami berkomitmen untuk menghentikan perilaku antipersaingan mereka," kata Grassley, pendukung industri bahan bakar etanol berbasis jagung.

Ditambahkan Klobuchar: "Undang-undang saat ini telah membuat Departemen Kehakiman tidak berdaya untuk menghentikan 13 negara penghasil minyak terbesar dari memanipulasi harga dan menaikkan biaya-biaya."

OPEC melanjutkan pemotongan 2 juta barel per hari, menetapkan harga dasar pada harga minyak global, dengan patokan internasional Brent diperdagangkan sekitar 82,60 dolar AS per barel pada Rabu (8/3/2023).

Rusia mengatakan akan memangkas produksi sebesar 500.000 barel per hari pada Maret setelah negara-negara Kelompok Tujuh (G&), Uni Eropa dan Australia menetapkan batas 60 dolar AS per barel pada harga ekspor minyak mentah Rusia yang dibawa melalui laut sebagai tanggapan atas perangnya di Ukraina.

OPEC belum mengindikasikan akan meningkatkan produksi, dengan seorang pejabat Angola mengatakan kepada Reuters di Houston pada konferensi CERAWeek bahwa tidak perlu meningkatkan produksi untuk mengimbangi pengurangan pasokan Rusia.

Baca juga: Komite OPEC+ rekomendasikan tetap patuhi kebijakan produksi minyak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2023