Akibat kecelakaan tanker yang membawa 800 ribu liter bahan bakar minyak industri itu, banyak wisatawan membatalkan reservasi mereka di puncak musim liburan.
Pihak berwenang terus berupaya memulihkan tanker yang tenggelam di perairan berombak ganas saat mengalami kerusakan mesin pada 28 Februari.
“Kami kecewa karena semua wisatawan yang memesan kami untuk musim panas dan Pekan Suci mendatang telah membatalkan pesanan,” ujar Marino Enriquez, manajer resor di Kota Pola.
Menurut pengelola resor Rocela Lasac, dampak tumpahan minyak itu sangat luas karena tidak ada satu pengunjung pun datang untuk berlibur atau beristirahat. Tidak ada juga yang menyewa pondok akibat larangan berenang maupun mendaftar masuk karena bau busuk dan pasir pantai yang penuh minyak.
Relawan harus menghadapi asap berbahaya dan menggunakan ember untuk membersihkan pantai yang menghitam akibat tumpahan minyak, yang menurut para ahli mengancam wilayah terumbu karang, bakau dan rumput laut seluas 36 ribu hektar.
Larangan berenang dan memancing telah diberlakukan di area perairan yang terdampak tumpahan minyak tersebut.
Pihak berwenang mengatakan bahwa untuk memulihkan pantai kembali ke keindahan aslinya, dibutuhkan waktu berbulan-bulan sedangkan upaya pembersihan terus dilakukan.
Pencinta lingkungan juga mengkhawatirkan dampak tumpahan minyak itu terhadap kehidupan bawah laut dan mata pencaharian nelayan.
"Kawasan bahari yang dilindungi tempat ikan bertelur, jika itu hancur, kita akan kehilangan cadangan ikan di lautan kita," kata Manajer Kampanye dan Analis Earth Island Robert Medrano.
sumber: Reuters
Penerjemah: Yoanita Hastryka Djohan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2023