Kendari (ANTARA) - Pj Wali Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Asmawa Tosepu, menyebutkan berdasarkan data sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari, sebanyak 435 rumah warga rusak akibat bencana hidrometeorologi berupa angin kencang yang melanda daerah itu pada Ahad (5/3).

"Selain rumah rusak, juga terdapat sejumlah fasilitas umum ikut terdampak," kata Asmawa Tosepu, saat menyambangi Posko Komando Penanganan Darurat Bencana Hidrometeorologi di Kota Kendari yang dilanjutkan dengan pemantauan pembersihan pohon tumbang yang menimpa beberapa titik di Kota Kendari, Rabu.

Dijelaskan, bencana hidrometeorologi adalah bencana yang diakibatkan oleh aktivitas cuaca seperti siklus hidrologi, curah hujan, temperatur, angin dan kelembapan.

"Saat terjadi, pemerintah melalui OPD terkait langsung turun ke lapangan untuk melakukan penanganan secara darurat kepada warga yang terdampak," katanya.

Baca juga: Basarnas: Nelayan diterjang angin kencang di Buton ditemukan selamat

Baca juga: BMKG Kendari: Waspadai hujan lebat disertai angin kencang

Asmawa mengungkapkan, pihaknya masih mendata dan memverifikasi kerusakan dengan membentuk 11 tim untuk menangani kondisi darurat bencana angin kencang di Kendari.

"Tim ini dibentuk berdasar wilayah terdampak bencana angin kencang di 11 kecamatan dan 65 kelurahan di Kendari. Masing-masing tim telah diturunkan sejak kejadian dan melakukan penanganan. Kami juga telah mengeluarkan darurat bencana selama tujuh hari, terhitung sejak Senin, 6 Maret 2023 hingga Ahad, 12 Maret 2023," kata Asmawa.

Menurut dia, sejak bencana terjadi, upaya pemulihan terus dilakukan termasuk menyerahkan sejumlah bantuan kepada warga yang terdampak.

"Pohon tumbang mulai diangkut satu per satu, utamanya yang menutup badan jalan. Setelah itu, tim difokuskan untuk membersihkan lingkungan perumahan. Upaya pendataan serta verifikasi data kerusakan rumah juga masih terus berlangsung. Data tersebut nantinya akan dikirim ke pemerintah pusat guna mendapatkan dana rehabilitasi dan rekonstruksi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)," katanya.*

Baca juga: BMKG perkirakan Sulut masih berpotensi cuaca ekstrem hingga 7 Maret

Baca juga: BMKG keluarkan peringatan dini cuaca ekstrem 17-23 Februari di Sulsel

Pewarta: Abdul Azis Senong
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023