Beijing (ANTARA) - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa korelasi antara sinar matahari dan curah hujan mengendalikan terjadinya keterbatasan air tanah dan atmosfer secara bersamaan di hutan, demikian menurut Guangdong Academy of Sciences (GDAS).
"Studi ini memberikan perspektif baru dalam memahami keterbatasan air pada fotosintesis hutan," kata profesor di Institut Geografi Guangzhou di bawah naungan GDAS sekaligus pemimpin penelitian tersebut Su Yongxian.
Defisit air tanah dan kekeringan atmosfer yang tinggi menjadi batasan lingkungan utama pada penyerapan karbon di ekosistem daratan.
Studi tersebut dilakukan oleh para peneliti dari dalam dan luar negeri. Studi ini menganalisis dampak penggabungan radiasi dan curah hujan musiman terhadap keterbatasan kelembaban tanah dibandingkan dengan keterbatasan kekeringan atmosfer pada fotosintesis tumbuhan di sepanjang wilayah yang berada 15 derajat lintang utara di Belahan Bumi Utara, menggunakan data dari 83 lokasi hutan dan data berbasis satelit.
Hasilnya menunjukkan bahwa ketersediaan air tanah mengurangi fotosintesis hutan secara signifikan.
Studi ini memberikan pemahaman yang lebih baik tentang penyerapan karbon terestrial, pertukaran energi, dan pergerakan air. Hasil studi tersebut telah dipublikasikan dalam jurnal International Journal of Applied Earth Observations and Geoinformation.
Penerjemah: Xinhua
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023