mewujudkan masyarakat berliterasi melalui gerakan literasi yang bersifat kolektif dan berkelanjutan
Jakarta (ANTARA) - Sekretaris Utama Perpustakaan Nasional RI (Perpusnas) Ofy Sofiana menyatakan perpustakaan baik di pemerintah pusat maupun di daerah memiliki tiga pekerjaan rumah (PR) yang harus segera diselesaikan untuk meningkatkan literasi masyarakat Indonesia.

“Tentunya dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat seperti guru, peneliti, dosen dan pakar yang ada di daerah masing-masing,” katanya di Jakarta, Rabu.

Tiga PR perpustakaan ini merupakan hasil Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Bidang Perpustakaan Tahun 2023.

Pekerjaan rumah yang pertama adalah mengenai masih kurangnya koleksi buku sehingga perpustakaan memiliki tugas dan tanggung jawab untuk menyediakan koleksi sesuai kebutuhan masyarakat.

Koleksi buku yang harus dipenuhi utamanya adalah buku-buku yang bermuatan lokal sehingga dapat ditulis dan diproduksi oleh daerah.

Baca juga: Perpusnas dorong kegiatan peningkatan literasi masyarakat
Baca juga: Perpustakaan masih hadapi tantangan kekurangan buku

Pekerjaan rumah kedua adalah terkait layanan perpustakaan yang belum optimal sehingga diharapkan bisa optimal agar dapat meningkatkan literasi masyarakat.

"Peningkatan literasi nantinya akan mampu mendorong dan mendukung masyarakat untuk mengembangkan potensinya dan potensi daerahnya. Sehingga daerah menjadi produktif yang akhirnya meningkatkan kesejahteraan dan mengurangi tingkat pengangguran,” ujar Ofy.

Permasalahan ketiga adalah kurangnya tenaga perpustakaan yaitu rasio jumlah tenaga perpustakaan dengan jumlah perpustakaan masih jauh dari ideal terutama ketersediaan tenaga perpustakaan di sekolah.

Ofy menegaskan dilakukan berbagai upaya oleh semua pihak terutama pemerintah provinsi/kabupaten/kota untuk menjadikan prioritas dalam pengusulan formasi tenaga perpustakaan di daerahnya.

Baca juga: DPR dorong anggaran Perpusnas naik demi ciptakan SDM berkualitas
Baca juga: Perpusnas: TPBIS basis wujudkan pembangunan perpustakaan

Ia memastikan Perpusnas berkomitmen dan berupaya untuk mengatasi ketiga permasalahan tersebut yang salah satunya melalui program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial.

“Itu dilakukan guna memberikan kontribusi nyata dalam pengentasan kemiskinan,” katanya.

Ia berharap dengan adanya transformasi perpustakaan berbasis inklusi maka akan terwujud kemudahan akses terhadap ilmu pengetahuan serta terbangunnya inovasi dan skill.

“Perpustakaan merupakan bagian strategi untuk mewujudkan masyarakat berliterasi melalui gerakan literasi yang bersifat kolektif dan berkelanjutan,” kata Ofy.

Baca juga: Bangkit dari pandemi melalui Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial

Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2023