Jakarta (ANTARA) - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Anwar Makarim menyatakan revitalisasi pendidikan vokasi merupakan salah satu upaya untuk mendukung Indonesia dalam mewujudkan visi 2045.
Visi 2045 sendiri merupakan target Indonesia untuk menjadi negara berpendapatan tinggi sehingga mampu masuk sebagai lima besar negara kekuatan ekonomi dunia.
“Revitalisasi pendidikan dan pelatihan vokasi merupakan upaya pembenahan pendidikan vokasi yang dilakukan secara menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi dan terkoordinasi,” katanya di Jakarta, Rabu.
Transformasi pendidikan vokasi dimaksudkan untuk menciptakan ekosistem pendidikan vokasi yang kolaboratif dan berkelanjutan sehingga menghadirkan sumber daya manusia (SDM) yang adaptif dan kreatif dalam menghadapi tantangan masa depan.
Oleh sebab itu, pemerintah memberikan perhatian besar terhadap penguatan pendidikan vokasi yang salah satunya ditunjukkan melalui penerbitan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 68 Tahun 2022.
Peraturan tersebut semakin mengakselerasi sinergi berbagai pemangku kepentingan pendidikan vokasi sehingga semakin menyeluruh, berkesinambungan, terintegrasi dan terkoordinasi.
Selain itu, Kemendikbudristek juga memiliki program Merdeka Belajar untuk mendorong penguatan kelembagaan satuan pendidikan vokasi melalui dua program unggulan yakni SMK Pusat Keunggulan dan Kampus Merdeka Vokasi.
Terobosan Merdeka Belajar pada pendidikan vokasi itu dinilai telah berhasil menjembatani lulusan pendidikan vokasi dengan kebutuhan dunia industri.
Hal tersebut dapat dilihat dari terus meningkatnya partisipasi industri terhadap program-program vokasi yang diluncurkan kementerian dari tahun ke tahun.
Dukungan dari industri bagi SMK maupun perguruan tinggi vokasi diberikan dalam skema pemadanan yang jumlahnya terus meningkat.
Dari survei yang dilakukan Kemendikbudristek kepada 708 industri mitra pendidikan vokasi dapat diketahui bahwa tingkat kepuasan mitra industri pada pendidikan vokasi saat ini mencapai skor 3,46 dari skala 4.
“Saat ini setidaknya sepertiga atau 30 persen dari jumlah siswa SMK di seluruh Indonesia telah merasakan manfaat dari program SMK Pusat Keunggulan,” ujar Nadiem.
Sebanyak 373 SMK dari sekitar 1.400 SMK Pusat Keunggulan telah mulai mengimplementasikan Skema Pemadanan Dukungan yang melibatkan 349 industri mitra dengan investasi industri yang dihasilkan mencapai lebih dari Rp400 miliar.
Selain program SMK Pusat Keunggulan, keterlibatan industri pada program dana padanan atau matching fund di perguruan tinggi vokasi juga mengalami peningkatan dalam dua tahun terakhir.
Pada 2021 jumlah total dana kolaborasi yang direkomendasikan adalah senilai Rp65 miliar sedangkan pada 2022 meningkat menjadi Rp133 miliar.
Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
Editor: Maswandi
Copyright © ANTARA 2023