Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Bintang Puspayoga mengatakan ASEAN menantikan untuk dapat memperkuat kerja sama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), khususnya dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan bagi seluruh perempuan dan anak perempuan.
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan berdaya mampu cetak generasi bebas stunting
"ASEAN menyambut baik Sidang Tahunan Komisi Status Perempuan (CSW) ke-67 dengan tema Inovasi dan Perubahan Teknologi, dan Pendidikan di Era Digital untuk Mencapai Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan bagi Seluruh Perempuan dan Anak Perempuan," kata Bintang Puspayoga dalam keterangan, Jakarta, Rabu.
Menurut dia, pertemuan CSW merupakan kesempatan yang baik untuk berbagi kemajuan dan tantangan dalam mencapai kesetaraan gender dan pemberdayaan bagi seluruh perempuan dan anak perempuan di era digital.
Menteri Bintang Puspayoga yang hadir mewakili negara-negara ASEAN mengatakan bahwa selama 55 tahun terakhir, ASEAN telah mencapai kemajuan dan pencapaian yang luar biasa.
Namun, masih terdapat kendala dan hambatan yang dihadapi, seperti dampak COVID-19 yang tidak proporsional terhadap perempuan dan anak perempuan. Dampak yang paling tinggi, yaitu hilangnya pekerjaan dan pendapatan.
Sementara itu, dampak lainnya juga terlihat di berbagai bidang, seperti pendidikan, ekonomi, perawatan kesehatan, dan layanan penting lainnya.
"Dengan latar belakang tersebut, ASEAN telah memperkuat kerja sama yang erat untuk meningkatkan peran perempuan dalam perdamaian, stabilitas, dan pembangunan berkelanjutan di era digital," kata Bintang Puspayoga.
Menteri Bintang menuturkan bahwa dalam Keketuaan Indonesia di ASEAN, tema yang akan diangkat yaitu "ASEAN Matters, Epicentrum of Growth".
Pihaknya berharap ASEAN dapat memainkan peran sentral dalam memastikan pertumbuhan ekonomi regional dan dunia, yang kemudian memerlukan pengarusutamaan perspektif gender dalam karya-karya ASEAN.
Baca juga: Hari Perempuan Internasional, Komnas dorong aturan pelaksana UU TPKS
Baca juga: Pejabat PBB sebut status perempuan "terkepung"
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2023