Zat-zat yang dikandung udang rebon justru mampu menangkal osteoporosis, meningkatkan HDL, sekaligus menurunkan kadar LDL dan lemak. Mengonsumsi udang rebon sangat baik untuk mencegah osteoporosis

Pekanbaru (ANTARA) - Peneliti dari Universitas Riau (Unri) Prof Dr Ir Suparmi, M.Si. mengatakan bahwa mengonsumsi udang rebon sangat bagus untuk kesehatan karena kulit udang rebon bermanfaat mengikat kolesterol dan lemak yang berasal dari makanan.

"Kulit udang mengandung satu zat unik yakni kitosan yang ditemukan sama dalam cangkang serangga dan kepiting," katanya dalam pernyataan di Pekanbaru, Rabu.

Pada Selasa (7/3) Suparmi menyampaikan pidato pengukuhannya sebagai guru besar dalam bidang teknologi pengolahan, hasil perikanan pada Fakultas Perikanan dan Kelautan Unri.

Ia mengatakan kitosan mulai bekerja saat bercampur dengan asam lambung, pencampuran ini akan merubah kitosan menjadi semacam gel yang akan mengikat kolesterol dan lemak yang berasal dari makanan.

Selain itu, katanya, gel yang mengikat kolesterol itu akan mengakibatkan terjadi penurunan LDL (kolesterol jahat), sekaligus perubahan perbandingan HDL (kolesterol baik) terhadap LDL.

"Zat-zat yang dikandung udang rebon justru mampu menangkal osteoporosis, meningkatkan HDL, sekaligus menurunkan kadar LDL dan lemak. Mengonsumsi udang rebon sangat baik untuk mencegah osteoporosis," katanya.

Ia menjelaskan satu-satunya jenis pangan dengan rasio seperti itu adalah air susu ibu (ASI) selain bermanfaat untuk pembuatan terasi.

Berdasarkan parameter-parameter yang telah diuji, katanya maka hidrolisat protein udang rebon berpotensi sebagai bahan flavor fungsional, penentuan konsentrasi yang tepat sebagai bahan baku.

Dalam pidato ilmiah pengukuhan dirinya sebagai guru besar itu Suparmi, memberi judul "Prospek pengembangan teknologi pengolahan udang rebon sebagai bahan baku untuk produk pangan dan flavor fungsional di masa depan" .

"Topik orasi ini menekankan peranan udang rebon penting sebagai bahan baku industri pangan dan flavor fungsional di masa depan," kata Suparmi.

Rektor Unri Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si mengatakan, di awal tahun 2023 Unri mengukuhkan Prof., Dr. Reni Suryanita ST MT PhD dari Fakultas Teknik (FT) sebagai guru besar dan Prof Dr Ir Suparmi MSi dari Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK).

Rektor Unri Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si saat mengukuhkan Prof Dr Ir Suparmi MSi sebagai guru besar Unri di Pekanbaru, Selasa (7/3/2023). FOTO ANTARA/Frislidia.

"Ini merupakan anugerah bagi sivitas akademika Unri atas penambahan jumlah guru besar," katanya.

Saat ini Unri memiliki 88 guru besar yang tersebar di sejumlah fakultas, dengan rincian Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) 20 orang, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) 5 orang, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) 11 orang, Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) 20 orang, Fakultas Pertanian (FP) 5 orang, Fakultas Teknik (FT) 10 orang, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) 16 orang, dan Fakultas Kedokteran (FK) 1 orang.

Rektor menambahkan pengukuhan dua guru besar dari bidang ilmu yang berbeda itu menunjukkan bahwa khazanah ilmu pengetahuan itu sangat luas. Semua bidang keilmuan ini, memiliki manfaat yang sama besar nilainya, bagi penunjang kehidupan manusia.

Sri Indarti, mengatakan merujuk orasi ilmiah yang disampaikan oleh Prof Dr Ir Suparmi MSi tersebut menggambarkan bahwa banyak pengembangan produk pangan yang dapat dilakukan untuk pengembangan khusus pada udang rebon, menggambarkan bahwa potensi-potensi udang rebon dalam kehidupan masyarakat.

Ini juga berangkat dari adanya kondisi krisis pangan saat ini menjadi isu utama dunia. Situasi dan perubahan iklim menyebabkan produktivitas bidang pangan menjadi terganggu. Hal ini juga dihadapkan dengan posisi Indonesia yang juga dalam upaya menurunkan angka stunting dan gizi buruk.

"Melihat kondisi itu banyak potensi keanekaragaman sumber daya hayati yang ada, satu di antaranya dari sektor perikanan, maka udang rebon dapat menjadi bahan baku yang dapat dikembangkan menjadi produk pangan, dengan ditunjang melalui kajian-kajian keilmuan yang bisa membuat solusi bagi permasalahan yang terjadi di masyarakat," demikian Sri Indarti.

Baca juga: Rajin makan udang bisa bikin awet muda

Baca juga: "Chitosan" Bahan Alami Pengganti Formalin

Baca juga: Pelajar Kediri manfaatkan kitosan atasi pencemaran logam berat

Baca juga: Limbah ikan atasi bakteri daging ayam

Pewarta: Frislidia
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2023