Pontianak (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Kalbar terus mendorong gerakan tanam cabai secara swadaya oleh petani karena dari sisi pendapatan dapat menguntungkan dan untuk daerah pasokan bisa terpenuhi sehingga bisa mengendalikan inflasi.
"Cabai termasuk komoditi pangan strategis dan bisa menjadi penyumbang inflasi. Peranan semua pihak untuk menjaga kontinuitas produksi cabai sangat penting," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum di Pontianak, Rabu.
Menurut dia, pengembangan komoditi cabai cukup potensial dan sangat menguntungkan petani karena itu kita berharap dan terus mendorong serta menggerakkan tanam cabai secara swadaya mandiri oleh petani.
Ia mengatakan untuk memenuhi ketersediaan cabai perlu peran bersama agar stok dan harga cabai terus stabil.
Dari sisi petani akan mendapatkan keuntungan yang layak sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan mereka.
"Sedangkan dari sisi konsumen atau masyarakat harganya tidak terlalu tinggi atau dapat terjangkau sehingga daya beli konsumen tetap terjaga," ucap dia.
Untuk menjaga budidaya terus hadir, ia mendorong penyuluh untuk terus memotivasi, membina dan mengawal para petani agar dapat budidaya cabai dan komoditi strategis lainnya.
"Dampingi petani sampai pada pemasaran agar usaha petani secara swadaya mandiri mendapatkan keuntungan dan bisa meningkatkan nilai tukar petani hortikultura," ucapnya.
Untuk memastikan keberlanjutan budidaya cabai swadaya yang dilakukan petani di Kalbar, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Kalbar, Florentinus Anum melakukan kunjungan sekaligus memotivasi petani di Desa Mentonyek, Kecamatan Mempawah Hulu, Kabupaten Landak.
Kunjungan ke beberapa hamparan tanaman cabai yang dibudidaya di lereng perbukitan di Desa Mentonyek tersebut bertujuan dalam rangka memastikan gerakan tanam cabai secara swadaya.
Setiap hamparan 1- 2 hektare cabai di lerang perbukitan tersebut digarap oleh satu petani. Dalam kawasan tersebut sendiri sekitar 8 hektare.
Satu di antara petani cabai Mentoyek, Martinus mengatakan saat ini ia mengelola lahan budidaya cabai seluas 1,04 hektare.
Untuk jarak tanam 80 cm dan bedeng 2 meter dengan dengan jumlah populasi yang ada 6.460 batang cabai rawit.
Sekali panen biasa mendapat 250 kilogram dan bisa dipanen 2 kali seminggu selama satu tahun. Puncak panen hari itu bisa mencapai 681 kilogram.
Total panen 7.235 kilogram sudah 30 kali panen dengan harga Rp.45.000 yang dibeli oleh pengumpul langsung di lokasi kebun.
"Omset pendapatan yang diterima senilai Rp325.575.000 yakni untuk penjualan ke pasar di Kota Pontianak," ucap dia.
Terkait budidaya cabai yang dibantu pemerintah Provinsi Kalbar menyasar di beberapa kabupaten atau kota.
Luas yakni masing - masing 20 hektare di Ketapang, Bengkayang, Mempawah, Sekadau, Sintang, Sambas dan Melawi. Kemudian masing - masing 10 hektare di Kubu Raya, Landak dan Singkawang.
Pewarta: Dedi
Editor: Nurul Aulia Badar
Copyright © ANTARA 2023