Beijing (ANTARA) - Dengan ekspor yang mencapai tingkat tertinggi baru dan total perdagangan luar negeri secara umum dilaporkan stabil, pasar perdagangan luar negeri China membukukan awal yang stabil meskipun inflasi masih tinggi dan pertumbuhan ekonomi serta perdagangan secara global melemah.
Data dari Administrasi Umum Kepabeanan (General Administration of Customs/GAC) China pada Selasa (7/3) menunjukkan bahwa ekspor barang negara itu naik 0,9 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam dua bulan pertama 2023 menjadi 3,5 triliun yuan (1 yuan = Rp2.216).
Perdagangan barang luar negeri China turun tipis 0,8 persen (yoy) menjadi 6,18 triliun yuan pada periode tersebut. Sementara itu, impor barang mencapai 2,68 triliun yuan pada periode yang sama, turun 2,9 persen dibandingkan periode tahun lalu.
Surplus perdagangan negara itu mencapai 810,32 miliar yuan pada periode tersebut, melonjak 16,2 persen (yoy), papar data itu.
Perdagangan luar negeri China berhasil menghadapi tantangan dari berbagai faktor, seperti melemahnya permintaan eksternal dan basis yang tinggi pada tahun lalu, dan terus mendukung pertumbuhan ekonomi negara itu, kata seorang pejabat GAC Lyu Daliang dikutip Xinhua.
Pada periode Januari-Februari, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) tetap menjadi mitra dagang terbesar China. Perdagangan China dengan negara-negara anggota ASEAN naik 9,6 persen (yoy) menjadi 951,93 miliar yuan, menyumbang 15,4 persen dari total perdagangan negara itu.
Perdagangan China dengan negara-negara di sepanjang Sabuk dan Jalur Sutra naik 10,1 persen (yoy) menjadi 2,12 triliun yuan, mendorong pertumbuhan impor dan ekspornya secara keseluruhan sebesar 3,1 poin persentase dalam dua bulan pertama 2023.
Perdagangan China dengan negara-negara anggota Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (Regional Comprehensive Economic Partnership/RCEP) naik 3,1 persen pada periode yang sama.
Perusahaan swasta memberikan kontribusi positif dalam menstabilkan skala tersebut dan mengoptimalkan struktur perdagangan luar negeri China. Pada periode Januari-Februari, impor dan ekspor perusahaan-perusahaan itu naik 5,3 persen (yoy) menjadi 3,16 triliun yuan, menyumbang 51,2 persen dari total impor dan ekspor China.
Dalam dua bulan pertama tahun ini, impor dan ekspor kawasan tengah dan barat China melonjak 12,1 persen (yoy), menyumbang 19,2 persen dari total impor dan ekspor negara itu, papar data tersebut lebih lanjut.
Ekspor mobil di kawasan-kawasan itu meningkat dua kali lipat secara tahunan pada periode tersebut, dan perluasan ekspor ponsel dan produk pertanian melampaui 20 persen.
China berjanji akan mengadopsi paket berisi langkah-langkah untuk menstabilkan perdagangan luar negeri, termasuk membantu perusahaan perdagangan luar negeri menerima pesanan dan mempertahankan produksi, mempercepat pengembangan dari bentuk dan model baru perdagangan luar negeri, memberikan kendali penuh pada peran e-commerce lintas perbatasan, dan mendukung pendirian sejumlah gudang di luar negeri.
Negara itu juga berjanji akan secara aktif meningkatkan impor produk dan layanan berkualitas serta mengeksplorasi cara-cara baru guna mengembangkan perdagangan jasa dan digital.
Sejak awal Februari, perdagangan luar negeri China telah mencatat peningkatan secara keseluruhan, kata Lyu, seraya menekankan pertumbuhan signifikan pada akhir Februari lalu. Menurut indikator-indikator terkait, momentum positif itu diperkirakan akan berlanjut, tambah Lyu.
Pewarta: Xinhua
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2023