Jika data panas terus bergulir hingga Februari dan Maret, dolar AS akan memiliki penarik yang sangat kuat di belakangnya.

Singapura (ANTARA) - Dolar menguat di awal sesi Asia pada Rabu pagi, terlempar ke puncak tiga bulan setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengejutkan investor dengan memperingatkan bahwa suku bunga mungkin perlu naik lebih cepat dan lebih tinggi dari yang diharapkan untuk mengendalikan inflasi.

Greenback meningkat menembus di atas rata-rata pergerakan 200 hari terhadap yen untuk pertama kalinya tahun ini di perdagangan Asia, mencapai level tertinggi sejak pertengahan Desember di 137,49 yen.

Semalam dolar telah melesat 1,2 persen lebih tinggi terhadap euro, pergerakan satu hari terbesar dalam lima bulan. Terakhir diperdagangkan pada 1,0550 dolar per euro.

Baca juga: Dolar melonjak setelah Powell isyaratkan suku bunga yang lebih tinggi

Dolar Australia mengalami penurunan yang lebih besar karena sikap hawkish Powell kontras dengan nada pelunakan dari bank sentral Australia, membuat Aussie jatuh 2,0 dolar AS semalam ke level terendah empat bulan di 0,6580 dolar AS.

Indeks dolar AS, yang mengukur dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya, melonjak 1,3 persen semalam ke puncak tiga bulan di 105,65.

"Data ekonomi terbaru datang lebih kuat dari yang diharapkan," kata Powell kepada anggota parlemen di Capitol Hill, "yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diperkirakan sebelumnya.

"Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kami akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga," katanya.

Pernyataan itu mengirim ekspektasi suku bunga jangka pendek lebih tinggi, dengan para pedagang sekarang mengantisipasi peluang hampir 70 persen untuk kenaikan suku bunga 50 basis poin pada Maret, menurut alat FedWatch CME, naik dari sekitar peluang 30 persen sehari yang lalu.

Baca juga: Dolar bergerak di kisaran ketat jelang kesaksian Powell, Aussie jatuh

Pasar berjangka menyiratkan suku bunga AS memuncak di atas 5,6 persen dan bertahan lebih tinggi dari 5,5 persen hingga 2023. Pedagang sekarang fokus pada data penggajian AS pada Jumat (10/3/2023) dan angka inflasi minggu depan.

"Jika data tersebut dicetak melebihi ekspektasi sama sekali, berdasarkan apa yang dikatakan Powell, itu akan cukup menjamin kenaikan 50 basis poin pada Maret," kata analis IG Markets, Tony Sycamore di Sydney.

"Jika data panas terus bergulir hingga Februari dan Maret, dolar AS akan memiliki penarik yang sangat kuat di belakangnya."

Sterling turun 1,7 persen semalam ke level terendah sejak akhir November dan terakhir stabil di 1,1832 dolar. Dolar Selandia Baru turun 1,5 persen pada Selasa (7/3/2023) dan turun sedikit lebih jauh dalam perdagangan pagi ini ke level terendah hampir empat bulan di 0,6104 dolar AS.

Minggu blockbuster pertemuan bank sentral dan ketua bank sentral bergulir di kemudian hari, dengan bank sentral Kanada menetapkan kebijakan dan Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde berbicara.

Baca juga: Rupiah Selasa pagi tergelincir jadi Rp15.345 per dolar AS

Bank sentral Kanada diperkirakan mempertahankan suku bunga stabil karena bergulat dengan kerusakan yang ditimbulkan oleh kenaikan suku bunga pada ekonomi, yang memiliki mata uang pada terendah empat bulan di 1,3262 per dolar AS.

"Jika bank sentral Kanada menaikkan suku bunga, kemungkinan akan menambah kekhawatiran tentang kehancuran perumahan," kata ahli strategi Deutsche Bank, Alan Ruskin.

"Jika mereka tidak menaikkan, dolar Kanada kemungkinan akan jatuh ke dalam sekumpulan mata uang di mana bank sentral tidak mau mengikuti Fed."

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2023