Pekanbaru (ANTARA) - Seorang peneliti dari Universitas Riau (Unri), Prof. Dr Reni Suryanita ST, MT, PhD dari Fakultas Teknik (FT) menciptakan teknologi cerdas dalam memantau kesehatan struktur jembatan, yakni menggunakan kecerdasan buatan neuro genetic hybrid.

"Konsep diagnosis seperti ini dalam bidang struktur jembatan dapat menggantikan pemeliharaan berbasis waktu dengan gejala kerusakan yang dapat dideteksi secara dini," kata Reni Suryanita dalam orasi ilmiah pengukuhan sebagai guru besar Unri, di kampus tersebut, di Pekanbaru, Selasa.

Ia mengatakan penerapan pemeliharaan struktur jembatan berbasis kesehatan struktur ini dapat membantu praktisi jembatan secara rasional untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan hasil pemantauan kesehatan jembatan yang lebih akurat.

Pemantauan terhadap jembatan secara rutin, katanya, bertujuan untuk memastikan keselamatan pengguna jembatan dan meminimalkan biaya pemeliharaan dan perbaikan jika terjadi kerusakan.

Baca juga: Unri kembangkan Radar Surveilans amankan teritorial laut Indonesia

Baca juga: Universitas Riau-PSU Thailand jajaki kerja sama bidang pendidikan

"Dengan demikian pemeliharaan jembatan secara rutin dapat memperpanjang umur penggunaan jembatan tersebut," katanya.

Pada studi yang telah dilakukan, maka sistem pemantauan cerdas mengintegrasikan analisis, prediksi tingkat kerusakan dan sistem peringatan dini kegempaan untuk struktur jembatan.

Metode kecerdasan buatan dalam sistem pemantauan kesehatan jembatan ini dikembangkan berdasarkan analisis numerik metode elemen sehingga dapat dihasilkan kinerja seismik struktur jembatan dan tingkat kerusakan yang ditimbulkan akibat pembebanan gempa maupun beban dinamik berupa beban dengan fungsi waktu.

Selain berfungsi sebagai alat pemantau kesehatan struktur jembatan yang mudah digunakan berdasarkan data real di lapangan, fitur utama dari sistem ini juga mampu memprediksi tingkat kesehatan struktur jembatan jika menerima pembebanan di luar sistem yang telah masuk ut ke dalam sistem utama.

"Oleh karena itu, sistem ini bermanfaat bagi kalangan pengguna mulai dari perencana hingga pengawas struktur jembatan. Hal ini disebabkan sistem ini bukan hanya sebagai alat pemantauan dengan peringatan
dini untuk publik, tetapi pada saat yang sama sistem ini mampu mengontrol prosedur dan fase konstruksi serta menganalisis dan meramalkan perilaku jembatan di masa depan pada durasi waktu tertentu," katanya.

Paparan pada buku orasi ini, katanya lagi, akan memberikan gambaran secara umum inovasi yang dikembangkan dalam penelitian ini untuk menghasilkan perangkat digital dari sistem pemantauan cerdas struktur jembatan.

Rektor Unri Prof. Dr. Hj. Sri Indarti, S.E., M.Si mengatakan di awal tahun 2023 Unri mengukuhkan Prof., Dr. Reni Suryanita ST MT PhD dari Fakultas Teknik (FT) sebagai guru besar Unri di Aula Siak Sri Indrapura lantai IV Gedung Rektorat Unri.

Untuk meningkatkan mutu dan kualitas tenaga pendidik dan meningkatkan jumlah Guru Besar di Universitas Riau, maka kini ada 19 dosen yang tengah diusulkan menjadi Guru Besar, dan ini juga bagian dari sasaran strategis Unri dalam menjaga mutu pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

Begitu pula upaya peningkatan mutu melalui kompetensi dosen Unri dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir ini, yaitu dari tahun 2021-2022. Unri telah mengirimkan sebanyak 21 orang tenaga pendidik untuk melanjutkan jenjang pendidikan Strata Tiga Doktoral (S3) pada tahun 2021, dan sebanyak 58 orang tenaga pendidik pada tahun 2022.

“Ini merupakan anugerah bagi sivitas akademika Unri atas penambahan jumlah Guru Besar yang ada di lingkungannya. Pengukuhan Guru Besar ini, menambah jumlah Guru Besar Unri menjadi 88 orang yang tersebar di fakultas," demikian Rektor Unri. *

Baca juga: Unri terima 6.530 mahasiswa baru pada 2023

Baca juga: Hakim pertanyakan kriteria kelulusan ke mantan Rektor Unri

Pewarta: Frislidia
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2023