Kiev (ANTARA) - Militer Ukraina pada Selasa mengungkapkan nama serdadu yang dieksekusi mati oleh serdadu Rusia dalam video viral di sosial media, sebagai Tymofiy Shadura, dan menyanjungnya sebagai pahlawan bangsa.
Militer Ukraina juga menegaskan akan menuntut balas atas kematian Shadura tersebut.
Dalam sebuah posting Facebook, Brigade Mekanik Ke-30 Ukrania menyebutkan bahwa Shadura hilang sejak 3 Februari setelah pecah pertempuran di sekitar Bakhmut yang berada di Ukraina timur. Bakhmut sudah menjadi medan perang paling sengit dalam perang di Ukraina.
Konfirmasi resmi akan segera diberikan begitu jenazah Shadura dikembalikan dari bagian Bakhmut yang diduduki pasukan Rusia, kata brigade yang menjadi bagian dari Angkatan Darat Ukraina itu.
Video berdurasi 12 detik itu menunjukkan seorang pria tak bersenjata mengenakan seragam dengan lencana bendera Ukraina pada lengannya, tengah berdiri dan menghisap rokok di sebuah kawasan berhutan.
Pria itu berteriak "Slava Ukraini!" atau "Jayalah Ukraina", sebelum terdengar berondongan tembakan dari eksekutor yang sebagian terlihat dalam video itu. Pria itu tersungkur ke tanah setelah peluru mengenai tubuhnya. Terdengar suara dari seseorang yang meneriakkan "Mati, bangsat," dalam bahasa Rusia.
Presiden Volodymyr Zelenskiy menyebutkan video viral tersebut menunjukkan pasukan pendudukan Rusia telah membunuh seorang tentara.
Pria yang dieksekusi itu segera dielu-elukan sebagai pahlawan dalam media sosial oleh warga Ukraina. Banyak netizen Ukraina yang memposting "Heroyam Slava" menanggapi video ini.
"Berdasarkan informasi awal, almarhum adalah prajurit Brigade Mekanik Ke-30, Tymofiy Mykolayovych Shadura," tulis brigade tersebut dalam posting Facebook.
"Komando Brigade Mekanik ke-30 dan rekan-rekan sang pahlawan menyampaikan duka cita mendalam kepada keluarga dan kerabatnya. Balas dendam demi pahlawan kita adalah wajib. Jayalah Ukraina! Jayalah para pahlawan!".
Ungkapan "Jayalah Ukraina" dan reaksi ucapan "Heroyam Slava" atau "Jayalah pahlawan" sudah umum diucapkan di Ukraina pasca-Soviet. Kedua ucapan itu semakin istimewa karena sudah menjadi sapaan yang umum dalam kehidupan sehari-sehari sejak perang ini meletus.
Reuters belum bisa memverifikasi keotentikan video itu, demikian juga tanggal dan lokasi kejadiannya, sedangkan Kementerian Pertahanan Rusia belum memberikan jawaban atas pertanyaan soal ini.
Seorang pengacara yang terluka dalam sebuah pertempuran tahun lalu mengaku tengah menggalang dana sebagai hadiah untuk siapa pun yang bisa mengenali mereka yang bertanggung jawab atas kematian Shadura. Sang pengacara sendiri sudah menjanjikan uang 1.000 dolar AS.
Pemerintah Ukraina tidak mengungkapkan di mana atau kapan penembakan Shadura terjadi.
Dalam hitungan jam, tagar #GloryToUkraine menjadi salah satu tagar yang trending di Twitter.
Jaksa Agung Ukraina Andriy Kostin mengatakan dinas keamanan Ukraina sudah mendaftarkan penembakan itu sebagai kasus kejahatan yang menjadi bagian dari hukum pidana yang mencakup pelanggaran undang-undang perang dan bea cukai.
Pemerintah Ukraina dan Barat mengatakan ada bukti ribuan kejahatan perang yang dilakukan di Ukraina sejak Rusia menginvasi negeri itu pada Februari 2022. Rusia berulang kali membantah pasukannya telah melakukan kejahatan atau menyerang warga sipil.
Sumber: Reuters
Baca juga: Bakhmut bisa jadi penentu arah perang Ukraina-Rusia
Baca juga: Para komandan perang Ukraina sepakat pertahankan Bakhmut
Baca juga: Bos tentara bayaran Wagner Group kembali kritik pimpinan militer Rusia
Penerjemah: Jafar M Sidik
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2023